bakabar.com, JAKARTA - Dalam beberapa hari terakhir, bursa kripto mengalami perlambatan mencolok. Selasa (12/9) harga bitcoin berada di level USD25.148.
Ini membuktikan, volalitas harga yang selalu menjadi ciri khas dari pasar kripto, tampak lebih rendah dari biasanya.
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, mengajak para pelaku pasar kripto untuk menunggu data inflasi terbaru dari Amerika Serikat (AS), Rabu, (13/9).
Baca Juga: Dihantui Sejarah, Bitcoin Turun Terbatas di September
"(data inflasi) dijadwalkan rilis besok (rabu)," katanya kepada bakabar.com, Selasa, (12/9).
Apakah data tersebut akan membuat harga bitcoin mendarat dengan mulus? Dia meragu.
Walaupun, Federal Reserve (The Fed) mampu menurunkan tingkat inflasi tanpa menghambat pertumbuhan ekonomi.
Tapi, jika Data Consumer Price Index (CPI) atau inflasi, terlalu tinggi, itu dapat menimbulkan kekhawatiran.
Bisa saja, The Fed malah mempertahankan suku bunganya untuk waktu yang lebih lama.
"Suku bunga bisa meningkatkan hingga beberapa bulan mendatang," terangnya.
Hal ini dapat mengurangi minat investor terhadap pasar kripto. "Membuat mereka berpindah, memilih aset yang lebih aman," ungkapnya.
Tapi, dia masih meyakini, data indeks harga produsen dan penjualan ritel yang dirilis minggu ini dapat menjadi angin segar untuk mata uang kripto.
Baca Juga: Potensi Kripto dan Bitcoin, Tokocrypto Optimis Menatap September
Diperkirakan, The Fed alam mempertahankan suku bunga acuan pada tingkat stabil. "Kita tunggu pada 20 September mendatang," katanya.
Biar tahu saja. Saat ini, investor masih mempertahankan kepercayaan mereka pada pasar. Meskipun pasar kripto baru-baru ini mengalami fluktuasi.
Namun, sebagian investor juga mulai bersikap lebih berhati-hati. Mempersiapkan diri untuk kemungkinan perubahan di masa depan.