bakabar.com, BANJARMASIN - Meski Bahasa Indonesia merupakan bahasa sehari-hari, ternyata masih banyak penutur asli yang salah memilih kata.
Kesalahan terjadi dalam penulisan maupun pengucapan. Padahal kalau salah diucapkan, arti dari kata-kata itu bisa berubah.
Berikut kata-kata yang sering salah digunakan dalam kehidupan sehari-hari:
1. Kita dan Kami
Bahasa Indonesia mempunyai suatu kekhasan yang mungkin tidak dimiliki oleh bahasa-bahasa besar dunia lain. Salah satunya ‘kita’ dan ‘kami’ sebagai kata ganti orang pertama jamak.
‘Kita’ digunakan apabila orang yang diajak bicara terlibat dalam pembicaraan. Sedangkan ‘kami’ digunakan pembicara tanpa melibatkan lawan bicara.
Sekalipun berbeda jauh, banyak yang salah menggunakan ‘kita’ dan ‘kami’. Ironisnya kesalahan kerap ini dilakukan pejabat, ketika diwawancarai wartawan.
Sebagai contoh “Kita sudah memeriksa kedua orang bersangkutan tadi malam, dan kita terus lakukan pemeriksaan hari ini sampai selesai sebelum masa 1×24 jam”.
Seharusnya kata ‘kita’ diganti dengan ‘kami’, karena si wartawan yang diajak bicara tidak termasuk di dalam pekerjaan menyidik kedua orang tersebut.
Simak contoh kalimat lain “Kebetulan saat musim hujan, jalan memang berlubang. Lubang ini kita tutup sementara untuk menghindari kecelakaan lalu lintas dan kemacetan”.
Pun seharusnya kata ‘kita’ diganti dengan ‘kami’, karena si wartawan yang diajak bicara tidak termasuk di dalam pekerjaan memperbaiki jalan tersebut.
2. Rubah
Mungkin tak sekali dua pembaca menemukan kata ‘merubah’ atau ‘dirubah’.
Faktanya Kedua kata itu tidak tepat jika yang dimaksud adalah mengganti, menukar bentuk, atau mengatur kembali suatu benda atau hal.
Kata dasar yang benar adalah ubah, sehingga ketika diberi imbuhan men- akan berubah menjadi ‘mengubah’, bukan ‘merubah’.
Begitu juga dengan ‘dirubah’. Kata yang tepat harusnya ‘diubah’, karena kata dasarnya ubah bukan rubah.
Rubah merupakan nama hewan, sedangkan ubah merupakan kata kerja yang berarti ‘tukar’ atau ‘ganti’.
3. Bergeming
Pernah menemukan kata bergeming? Contohnya dalam kalimat “Ia tak bergeming melihat adiknya menangis”.
Sedianya kata ‘tak bergeming’ itu tidak tepat. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), bergeming artinya ‘tidak bergerak’ atau ‘diam saja’.
Kalau ditambahkan kata ‘tak’, berarti ‘tak diam saja’ atau ‘bergerak’.
Dengan demikian, seharusnya tidak perlu menambahkan kata ‘tak’ di depan, cukup menuliskan atau diucapkan ‘bergeming’.
4. Acuh
Banyak yang mengira kata ‘acuh’ berarti tidak peduli. Makanya sering muncul kalimat “dia sudah acuhkan aku”.
Padahal dalam PUEBI, kata ‘acuh’ berarti ‘peduli’ atau mengindahkan.
Kalau maksudnya tidak peduli, artinya tinggal menambahkan kata ‘tak’ di depan kata ‘acuh’ sehingga menjadi ‘tak acuh’.
5. Absensi
Kata ‘absensi’ berasal dari Bahasa Inggris ‘absence’ yang berarti ‘tidak hadir’ atau ‘tidak berada di suatu tempat’.
Dalam PUEBI sendiri, absensi berarti ‘ketidakhadiran. Namun demikian, daftar absensi sering diartikan sebagai daftar hadir.
Seharusnya kata yang tepat adalah presensi, bukan absensi. Presensi berasal dari Bahasa Inggris ‘presence’ yang berarti hadir.