Tak Berkategori

Dari Aksi Save KPK Jilid III di Banjarmasin: Mosi Tak Percaya Berdengung, Komnas HAM Turun Tangan

apahabar.com, BANJARMASIN – Untuk kali ketiga, massa aksi #SaveKPK di Banjarmasin gagal menemui Ketua DPRD Kalsel,…

Featured-Image
Buntut absennya Supian HK dalam setiap aksi #SaveKPK selalu berujung bentrok antar-pengunjuk rasa dengan kepolisian. Sampai hari ini, apahabar.com mencatat ada belasan mahasiswa dan sejumlah polisi terluka. apahabar.com/Riyad Dafhi Rizki

bakabar.com, BANJARMASIN – Untuk kali ketiga, massa aksi #SaveKPK di Banjarmasin gagal menemui Ketua DPRD Kalsel, Supian HK.

Berdemo sejak siang tadi, mereka yang kecewa memilih balik kanan secara bergelombang. Yang pertama menjelang petang. Dan massa terakhir mendekati pukul 22.00, Kamis (1/7).

“Buat apa kami di sini ketika kami sudah tidak percaya dengan anggota DPRD Kalsel,” kata Ahmad Renaldy, Koordinator Lapangan Badan Eksekutif Mahasiswa se-Kalimantan Selatan, sebelum bubar.

Pantauan bakabar.com, BEM se-Kalsel menerjunkan sekitar 400 massa aksi. Tuntutannya utamanya dua; menolak upaya pelemahan KPK, dan menuntut Supian HK meletakkan jabatannya sebagai orang nomor satu di DPRD Kalsel.

Jelang balik kanan, Renaldy dkk mengecam ketua dan para anggota DPRD dengan mosi tidak percaya.

“Kami tak percaya dengan perkataan Supian HK, kecuali dia yang langsung berangkat ke sana (menemui presiden),” tegasnya.

Meski balik kanan, Renaldy berjanji membawa hasil aksi hari ini dalam konsolidasi BEM seluruh Indonesia. Mereka akan menyampaikan rasa kecewanya tak diterima DPRD Kalsel dan menyampaikan tuntutan menolak KPK dilemahkan.

Melewati magrib, massa yang bertahan sempat bertekad menduduki DPRD Kalsel. Mereka dominan dari Universitas Islam Negeri Banjarmasin. Nyatanya, upaya pendudukan itu urung terjadi. Mereka diadang petugas kepolisian yang jumlahnya lebih banyak. Terlebih tidak ada gelagat Supian HK bakal muncul.

Jika tidak diperbolehkan bermalam di halaman kantor DPRD Kalsel, mereka sejatinya meminta agar diberi ruang bermalam di sepanjang Jalan Lambung Mangkurat.

img

Massa terakhir memilih balik kanan pada sekitar pukul 21.50. bakabar.com/Bahaudin Qusairi

Menginjak pukul 21.50, gelombang perlawanan yang digaungkan oleh massa terakhir benar-benar berakhir.

"Kami kembali dikecewakan oleh DPRD Kalsel, terkhusus ketua DPRD Kalsel Supian HK," ujar koordinator lapangan, Arbani.

Senada Renaldy, Arbani menilai Supian HK bukanlah cerminan yang pantas sebagai seorang wakil rakyat.

Hingga aksi #SaveKPK jilid III berakhir, politikus Golkar tersebut terpantau tak memperlihatkan batang hidungnya.

"Dia tidak terbuka mendengarkan rakyatnya," pungkasnya.

Padahal, kata dia, Supian HK harus melihat aspirasi yang disampaikan mahasiswa itu sangat perlu diteruskan kepada presiden.

Konteks isu yang mereka bawa yaitu lembaga pemberantasan korupsi yang kini sedang dilemahkan.

"KPK perlu diperkuat sehingga pemberantasan korupsi di negeri ini berjalan maksimal," ucapnya.

Baginya, ketidaksejahteraan masyarakat saat ini adalah dampak KPK yang sedang ‘sakit’.

"Mahasiswa se-nusantara juga turun ke jalan untuk menolak pelemahan KPK," katanya.

Komnas HAM Turun Tangan

Buntut Supian HK Tak Muncul, Massa Save KPK Bertekad Duduki Rumah Banjar

Di bawah guyuran hujan, bentrokan antarmahasiswa sempat terjadi. Catatan bakabar.com, polisi mengamankan lebih dari tujuh mahasiswa ke halaman kantor DPRD Kalsel.

Mereka sempat ditahan di dalam area kantor sekitar satu jam karena dianggap sebagai provokator. Meski akhirnya kembali dilepas.

Sebelum diamankan, para mahasiswa itu tak luput dari bogem mentah para petugas. Telepon genggam media ini pun sempat ingin dirampas oleh petugas kepolisian saat mengambil gambar.

Bentrok Lagi, Mahasiswa Save KPK di Banjarmasin Kena Cekik-Keroyok!

Salah satu korban, Ari mahasiswa ULM Banjarmasin menerima tindakan represif dari seorang yang diduga aparat mengalami luka di bagian kaki dan tangan.

Saat itu, ia berada di samping sekitar spanduk aksi. Sesaat kemudian, barulah ia ditarik oleh sesosok orang yang diduga aparat kepolisian itu.

"Dia mencekik lalu kita cekik balik karena tidak terima dibegitukan," ujarnya sembari menyebut pelaku adalah anggota polisi berpakaian sipil.

Unjuk rasa damai yang dimulai sejak pukul 15.00 tadi mulai berlangsung ricuh menjelang sore.

Massa dari BEM se-Kalsel mulai jengah saat Supian HK tak kunjung muncul. Begitupun anggota DPRD lainnya. Sekira pukul 16.00, massa yang sudah bosan mulai berontak.

Awalnya mereka membakar beberapa ban hingga mengepulkan asap hitam. Beberapa menit berselang, aparat kepolisian mulai bertindak. Mereka memadamkan api yang muncul dari ban.

Tak lama setelah itu, salah satu mahasiswa tampak diseret dari barisannya. Mahasiswa itu terlihat ditarik hingga terjatuh. Saat terjatuh tampak satu per satu polisi melayangkan pukulan hingga tendangan.

Massa aksi yang melihat kawannya diperlakukan demikian, kemudian berontak dan coba membalas aksi represif dari aparat.

Singkat cerita, aksi tersebut mulai mereda menjelang petang. Sejumlah mahasiswa yang dianggap provokator diamankan. Hingga akhirnya mereka dikembalikan ke kumpulannya.

“Bentrokan ini dampak domino dari Supian HK yang tidak mau menemui massa,” ujar Renaldy.

Komisioner Sub-Komisi Penegakan HAM, Hairansyah yang memantau perkembangan demonstrasi massa #SaveKPK di Banjarmasin angkat bicara.

“Menyampaikan pendapat bukan kriminal tindakan polisi yang menggunakan kekuatan berlebih dalam menghadapi aksi damai mahasiswa berpotensi melanggar hak asasi manusia,” ujarnya.

Karenanya, Ancah – sapaan karibnya – meminta para mahasiswa yang menjadi korban represi aparat segera membuat aduan.

“Kami akan meminta kapolda untuk tetap memastikan tindakan yang dilakukan oleh aparat saat mengamankan aksi tetap berpegang pada peraturan kapolri tentang implementasi HAM dalam tugas kepolisian,” ujarnya, Kamis malam.

Jawaban Kapolresta

img

Massa aksi menyindir oknum kepolisian melalui poster, dalam aksi #SaveKPK jilid III. bakabar.com/Syahbani

Kapolresta Banjarmasin, Kombes Rachmat Hendrawan buka suara atas dugaan represi yang dilakukan anggotanya ke mahasiswa.

Menurutnya, tindakan represif itu terpaksa dilakukan lantaran ada pancingan dari massa aksi.

“Awalnya mereka bakar-bakar kita padamkan. Kemudian mereka memancing dengan mendorong,” katanya.

“Ini bukan saya memihak. Tapi tolong dihargai. Karena saya bertanggung jawab atas keamanan anggota serta mahasiswa,” tambahnya, Kamis malam, kepada awak media.

Pada aksi #SaveKPK jilid III, polisi menyebut mengamankan 5 mahasiswa yang dianggap sebagai provokator.

“Mereka diamankan lantaran terlihat mendorong dan ada juga yang melempar. Tapi setelah itu kita kembalikan,” katanya.

Jenderal Lapangan Aksi #SaveKPK di Banjarmasin Terluka, Tangan-Kepala Berdarah

Kericuhan sendiri pecah lantaran permintaan massa aksi untuk menemui Supian HK tak kunjung menemui titik terang.

DPRD Kalsel telah mengundang perwakilan mahasiswa untuk beraudiensi. Namun ajakan itu ditolak.

Rachmat menyayangkan aksi mahasiswa yang menolak ajakan audiensi dari DPRD Kalsel.

“Saat ini kan Covid-19 sedang menular masif. Kita enggak mau terjadi klaster penyebaran baru,” katanya.

Sebagai pengingat, buntut absennya Supian HK dalam setiap aksi #SaveKPK jilid II selalu berujung bentrok antar-pengunjuk rasa dengan aparat yang berjaga. Catatan bakabar.com, 7 mahasiswa, dan 4 polisi terpaksa dirawat medis, kala aksi 21 Juni itu. Sementara, pada aksi Jilid III, media ini mencatat terdapat sedikitnya 8 korban luka.

Komentar
Banner
Banner