kesehatan mental

Dandy Injak Kepala David, Kenapa Orang Lepas Kendali saat Marah?

Viral video yang menampilkan anak pejabat Dirjen Pajak Kementerian Keuangan, Mario Dandy Sartiyo. Kabarnya, aksi penganiayaan tercetus karena pelaku emosi

Featured-Image
Aksi penganiayaan Mario Dandy. Foto: Dok: PojokSatu.

bakabar.com, JAKARTA - Viral video yang menampilkan anak pejabat Dirjen Pajak Kementerian Keuangan, Mario Dandy Sartiyo. Kabarnya, aksi penganiayaan tercetus karena pelaku emosi lantaran pacarnya digoda. 

Korban yang merupakan anak pengurus Gerakan Pemuda (GP) Ansor itu dipukuli sampai mengalami luka serius dan kini dalam kondisi kritis. 

Kapolres Metro Jaksel Kombes Ade Ary Syam mengungkapkan motif Mario memukuli korban. Kejadian itu bermula saat Mario mendapat informasi dari kekasihnya yang berinisial A mengenai perbuatan korban yang dirasa tidak baik. Mendengar hal itu, Mario kemudian naik pitam dan mendatangi korban. 

Baca Juga: Buntut Tindak Penganiayaan Sang Anak, Pejabat di Ditjen Pajak Dicopot Sri Mulyani

Pada prinsipnya, marah memang termasuk emosi yang wajar dialami setiap manusia. Tetapi, melampiaskannya sampai melukai orang lain maupun diri sendiri adalah kesalahan besar. 

Regulasi Emosi

Regulasi emosi adalah kemampuan untuk menyadari emosi yang kita rasakan dan kemudian menentukan respon seperti apa yang akan kita berikan dalam menyikapi emosi tersebut.

Dengan kata lain, regulasi emosi berarti thinking before acting. Regulasi emosi memungkinkan seseorang untuk berpikir sebelum bertindak, sehingga perilaku yang dihasilkan dapat lebih terarah dan menghindari diri kita dari penyesalan.

Sejalan dengan regulasi emosi yang dapat dikenali, setiap manusia juga memiliki mekanise koping atau caranya untuk merespon stimulus yang tidak menyenangkan dari luar yang berbeda-beda. 

Apabila mekanisme koping itu bersifat desktruktif atau merugikan diri sendiri dan orang lain, itu lah yang berpotensi membuat seseorang melampiaskan amarah dengan salah.

Merangkum dari beberpa sumber, berikut deretan cara yang bisa dilakukan untuk meregulasi sekaligus koping emosi:

1. Mencoba memproyeksikan emosi atau pemikiran negatif ke kegiatan yang lebih positif, seperti menulis buku harian.

2. Apabila terdapat impuls untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain, lakukan aktivitas yang dapat mengalihkan pikiran, misalnya meremas kertas, menggenggam pensil, dan lainnya.

3. Mencoba untuk menekuni hobi perlahan-lahan dan mencari kegiatan untuk mengalihkan pikiran menjadi hal yang positif.

4. Berlatih meditasi dan yoga.

5. Tidur yang cukup, minimal 6-8 jam per hari.

6. Perbaiki gaya hidup dengan rajin berolahraga 3-5x seminggu.

Nah, apakah Anda ingin berupaya untuk menjadi pribadi yang tidak dikendalikan sepenuhnya oleh emosi negatif? Selamat mencoba!

Editor


Komentar
Banner
Banner