bakabar.com, JAKARTA - Salah satu klub tertua di Liga Italia, Juventus sedang dalam penyelidikan yang dilakukan oleh Asosiasi Sepak Bola Italia (FIGC), terkait adanya dugaan laporan keuangan palsu.
Hal ini bermula ketika para petinggi Juventus memutuskan untuk mundur dari jabatannya, setelah seorang jaksa dari Turin memulai investigasi awal dan menemukan fakta, bahwa pihak manajemen membuat laporan akuntansi palsu dan pembayaran pemain yang tidak tercatat.
Di awal pandemi, hampir semua klub sepakbola harus mengurangi beban gaji yang cukup signifikan, mengingat saat itu, klub sepak bola tidak memiliki pemasukan akibat pertandingan tanpa penonton.
Juventus kemudian diduga memanipulasi laporan keuangan agar tetap aman, sementara para pemain dibayar lewat jalur lain yang tidak resmi.
Baca Juga: Golnya Diakui Cristiano Ronaldo, Bruno Fernandes: Gak Penting!
Bahkan, salah satu media lokal kota Torino, La Stampa mengaku mempunyai bukti percakapan antara pengacara Juventus, Cesar Gabasio dengan Direktur Sepakbola Federico Cherubini, soal pembayaran gaji Cristiano Ronaldo.
Saat membela Juventus pada tahun 2018 hingga 2021, Ronaldo menjadi pemain dengan bayaran paling tinggi, yaitu 31 juta Euro per tahun.
“Kesepakatan rahasia Ronaldo tidak semestinya terungkap, karena kalau iya, mereka kan mengamuk kita, semuanya tergantung pada auditor. Kemudian kita perlu membuat transaksi palsu,” ujar Cesar Gabasio kepada Federico Chubini, sebagaimana diungkap La Stampa dikutip dari Football Italia.
Baca Juga: Fantastis! Cristiano Ronaldo Ditawari Kontrak Senilai Rp3,5 triliun dari Klub Arab Saudi
Atas dugaan tersebut, banyak respon bermunculan untuk menghukum si Nyonya Tua, Juventus, termasuk operator Liga Spanyol, La Liga.
Namun Presiden FIGC Gabriele Gravina masih belum memutuskan sanksi untuk Juve. Ia berharap semua pihak membiarkan otoritas hukum Italia bekerja terlebih dahulu, sampai hasil sebenarnya terungkap.
“Saya tak suka ide menghukum klub, dalam hal ini secara spesifik Juventus, sebelum ada persidangan. Ada investigasi, ada akuisisi tindakan, kantor kejaksaan kita waspada, tapi kita tidak tahu hasilnya dan mari biarkan proses perqadilan berjalan,” ungkap Gravina dikutip dari Football Italia.
Selain dugaan pemalsuan laporan keuangan, Juventus juga diisukan memiliki utang tak terungkap sebesar 34 juta Euro.
Jika terbukti melakukan hal tesebut, Bianconeri bisa terkena sanksi denda, pengurangan poin, hingga degradasi ke Serie B Italia.