bakabar.com, JAKARTA – Selama pandemi virus corona baru atau Covid-19 terjadi, sejumlah masjid di seluruh dunia telah menghentikan kegiatan keagamaan, termasuk salat berjamaah. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari penyebaran virus corona.
Sejumlah masjid turut berdaptasi dengan adanya kondisi ini. Untuk tetap menghidupkan semangat dalam beribadah, Salat dan khutbah disiarkan secara daring, beberapa juga memberikan penambahan saat azan, yang menyerukan agar umat muslim Salat dari rumah. Berikut beberapa kondisi masjid-masjid di seluruh dunia sebagaimana dikutip dari Aljazirah:
Makah, Arab Saudi
Para jamaah tidak diizinkan memasuki Masjid Al Haram di Makah atau Masjid Nabawi di Madinah. Dua masjid utama bagi umat Islam, karena pemerintah Saudi menghentikan ibadah Salat pada 19 Maret dalam upaya memerangi penyebaran virus. Larangan tersebut termasuk sholat berjamaah di dekat Kakbah, dan larangan Umrah, yang dilakukan tujuh juta Muslim setiap tahun.
Masih belum jelas apakah ibadah haji akan diadakan pada tahun ini. Menurut penduduk setempat, hanya karyawan di Masjid Al Haram yang saat ini diizinkan memasuki area tersebut.
“Selama beberapa pekan, panggilan untuk salat telah menyertakan sebuah penambahan yang meminta orang untuk tetap di rumah,” kata warga Makkah, Fuad Mohamed, dilansir dari Aljazirah, Selasa (7/4). “Tidak ada Salat atau khutbah Jumat diadakan di Masjid Al Haram,” ucap Muhamed.
Dia mengatakan, beberapa masjid kota kecil melakukan ‘live streaming’ khutbah secara daring.
Pemerintah Saudi memberlakukan jam malam 24 jam di Makah dan Madinah pada 2 April. Mereka meminta penduduk untuk tinggal di rumah setiap saat, selain untuk membeli makanan atau mengakses perawatan medis.
Lebih dari 2.400 kasus Covid-19 yang telah dikonfirmasi dan 35 kematian. Arab Saudi merupakan yang paling parah terkena dampak pandemi di antara negara-negara Teluk Arab.
Al Aqsa, Yerusalem
Sholat di Masjid Al Aqsa Yerusalem telah ditangguhkan semenjak 23 Maret. Pintu-pintu masjid dan ‘Dome of the Rock’ yang bersebelahan ditutup sepekan sebelum penerapan larangan penuh.
Kompleks Al Aqsa merupakan tempat al-Haram al-Sharif atau the Noble Sanctuary berada. Tempat tersebut menjadi situs paling suci ketiga bagi umat Islam dan dipercaya pada saat Nabi Muhammad memulai perjalanan malamnya ke surga. Kepala keamanan di Markas Wanita Al Aqsa, Zeinat Abusbeih, mengatakan, kompleks itu telah ditutup sepenuhnya, dengan pengecualian karyawan di masjid. “Ini menyakitkan tetapi perlu dilakukan,” kata Abusbeih
Dia mengungkapkan, seruan untuk salat di rumah ditambahkan di akhir azan. Sementara jamaah tidak diizinkan untuk menghadiri khutbah Jumat, namun itu masih digelar untuk imam dengan para karyawan.
“Untuk membuat orang di seluruh dunia merasa terhubung dengan Al Aqsa, personel keamanan telah menyiarkan langsung khutbah dan Sholat Jumat,” kata dia.
Terdapat lebih dari 8.600 kasus virus corona di Israel dan setidaknya 50 kematian. Di wilayah Palestina yang diduduki, kementerian kesehatan telah mengonfirmasi lebih dari 200 infeksi.
Masjid Fatih, Turki
Turki telah membatalkan semua ibadah jamaah di masjid-masjid, termasuk Salat Jumat semenjak 16 Maret. Banyak masjid semenjak penangguhan menambahkan beberapa baris pada akhir azan, yang memberi tahu orang-orang tentang keputusan tersebut dan meminta mereka untuk sholat di rumah.
Masjid yang lebih besar juga telah menyiarkan sholat melalui pengeras suara. Sementara Masjid Fatih, salah satu masjid terbesar dan paling bersejarah di Istanbul tetap membuka pintunya, namun Salat berjamaah dilarang.
“Setiap salat berjamaah dilarang keras, tetapi banyak kegiatan, termasuk kelas dan pembacaan Alquran, masih dilakukan secara online,” kata seorang imam di masjid, Bunyamin Topcu.
“Azan terus dikumandangkan tanpa penambahan atau penghilangan. Namun, kami tidak mengadakan khutbah Jumat atau sembahyang. Di malam hari, beberapa doa dan bacaan Alquran disiarkan melalui mikrofon kami,” kata Topcu.
Turki merupakan salah satu dari 10 negara paling parah di dunia, dengan lebih dari 27 ribu kasus virus corona dan hampir 600 kematian.
Sheikh Zayed, Uni Emirat Arab
Masjid Agung Sheikh Zayed telah ditutup untuk Sholat dan kunjungan semenjak 15 Maret. Terletak di Abu Dhabi, situs ini merupakan masjid terbesar di negara itu dan tempat ibadah utama untuk Salat harian, Jumat dan Idul Fitri.
Selain sebagai tempat beribadah, masjid ini juga dianggap sebagai objek wisata utama. Menurut seorang warga Abu Dhabi dan pengunjung masjid yang sering berkunjung, Amr Salah kompleks itu telah sepenuhnya ditutup.
“Hanya azan yang masih terdengar. Itu selalu berakhir dengan tambahan yang meminta orang untuk Salat di rumah. Ini telah menjadi kasus untuk semua masjid di UEA, bukan hanya yang besar,” kata dia.
Sekitar 1.800 kasus dan 10 kematian sejauh ini tercatat di UEA. Negara tersebut memiliki jumlah infeksi Covid-19 tertinggi kedua di wilayah Teluk Arab.
Mousawi, Irak
Pemimpin Irak, Ayatollah Ali al-Sistani telah mengeluarkan beberapa fatwa yang menyerukan warga untuk menjaga jarak sosial dan menghindari pertemuan keagamaan dalam mencegah penyebaran virus corona.
Seperti masjid-masjid lain di seluruh negeri, pintu Masjid Agung Mousawi di kota Basra, Irak selatan telah ditutup untuk para jamaah dan pengunjung.
“Azan belum berubah sejak awal pandemi. Tetapi sebelum azan atau pada akhir hari, masjid selalu mengeluarkan pengingat melalui pengerasnya bahwa masjid ditutup,” kata seorang jurnalis foto yang berbasis di Basra, Hussein Faleh.
Sebagai salah satu masjid terbesar dan tersibuk, masjid telah menggunakan saluran lokal untuk menyiarkan khutbah Jumat.
“Tidak semua masjid melakukan ini, tetapi karena Masjid Mousawi adalah yang sentral, siaran itu merupakan upaya untuk membuat anggota komunitas merasa terhubung dengan tempat ibadah dan semangat mereka yang tinggi,” kata Faleh.
Irak memberlakukan jam malam nasional semenjak 17 Maret, memiliki lebih dari 950 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dan 60 kematian.(Rep)
Editor: Aprianoor