bakabar.com, JAKARTA – Basis produksi pertama vaksin mRNA di China diharapkan bisa diproduksi mulai Oktober mendatang. Vaksin tersebut diharapkan bisa mendorong program vaksinasi massal di China.
Vaksin bernama ARCoVax itu dikembangkan oleh Akademi Ilmu Kedokteran Militer, Suzhou Abogen dan Yunnan Walvax Biotechnology Co. Vaksin itu diproduksi massal di pangkalan Yuxi Provinsi Yunnan China Brat Daya mulai bulan depan.
Pabrik tersebut telah mendapatkan investasi 520 juta yuan dan memiliki kapasitas produksi 200 juta dosis per tahun,dikutip dari Global Times, Jumat (10/9/2021).
Global Times menuliskan vaksin mRNA buatan negara sendiri lebih aman dibandingkan yang dikembangkan oleh AS dan Jerman. Sebab pemilihan target antigen vaksin lebih tepat dan antibodi penetral yang diinduksi lebih tinggi.
Biaya penyimpanan vaksin juga lebih murah dibandingkan dengan vaksin negara lain. Sebab vaksin itu mengadopsi injeksi tunggal dengan satu paket dan bisa disimpan dalam suhu kamar selama seminggu atau pada suhu 4 derajat celcius dalam waktu lama.
ARCoVax juga sudah disetujui memulai uji klinis tahap akhir di Indonesia dan Meksiko oleh otoritas kesehatan setempat. Hal ini disampaikan langsung oleh Yunnan Walvax Biotechnology Co mengumumkan pada 31Agsutus lalu.
Seorang ahli imunologi dari Beijing menyebutkan vaksin MRNA diproduksi dalam negeri menunjukkan peningkatan besar China dalam teknologi mRNA dan posisi terdepan negara dalam bioteknologi.
Dia menambahkan teknologi dapat digunakan di bidang biomedis lain seperti onkoterapi dan pengobatan cacat gen.
Pilihan vaksin China akan diperkaya dengan penggunaan campuran dari berbagai jenis, yakni tidak aktif, MRNA atau adenovirus.
Ahli imunologi juga percaya vaksin mRNA Pertama ini bisa mendorong vaksinasi massal di China. Sebab vaksin mRNA menjadi vaksin booster yang tidak bisa dikesampingkan.