bakabar.com, JAKARTA – Pelatih Chelsea, Graham Potter mengaku mendapatkan hal yang tidak menyenangkan dari pendukung The Blues. Ia dan keluarganya mendapat ancaman pembunuhan buntut performa mengecewakan London Biru.
“Saya mendapat beberapa email yang tidak terlalu bagus yang ingin saya mati dan ingin anak-anak saya mati. Jadi itu jelas tidak menyenangkan untuk diterima,” ujar Potter dikutip dari ESPN.
Di bawah komando pelatih asal Inggris itu, Chelsea hanya mampu memenangkan dua pertandingan dari 14 pertandingan terakhir mereka di semua kompetisi.
Atas hasil buruk The Blues itu, beberapa penggemar Chelsea meminta manajemen untuk segera memecat Potter dari kursi kepelatihan. Namun, pihak klub pun masih memberi kesempatan Potter untuk membesut Chelsea.
Baca Juga: Jelang Leicester Vs Arsenal, Misi The Gunners Amankan Posisi Puncak
Di samping itu kabar kurang mengenakan yang diterima dirinya membuat Potter merasa sakit hati dengan sikap para suporter The Blues terkait ancaman pembunuhan yang diterimanya.
Ex pelatih Brighton itu menilai para suporter The Blues hanya memikirkan kemenangan sebagai sesuatu hal wajib yang mesti diraih oleh Chelsea.
Kendati demikian, Potter memaklumi protes keras yang dilayangkan suporter kepada dirinya. Ia menilai hal itu menjadi tatangan tersendiri untuknya dan bertekad untuk memutus hasil buruk timnya itu.
“Jika kami tidak mendapatkan hasil maka jelas itulah yang terjadi. Itulah sepak bola dan begitulah adanya. Ini tantangan bagi saya,” katanya.
Lebih lanjut, Potter mengaku paham dengan perasaan para pendukung Chelsea terkait serangkaian hasil buruk yang diterima oleh klub kebanggannya itu.
Baca Juga: PSIS Vs Persita, Laskar Mahesa Jenar Bidik Tiga Poin dari Pendekar Cisadane
Di sisi lain, terkait dengan ancaman pembunuhan dari suporter, pihak manajemen Chelsea akan menindaklanjuti hal tersebut ke ranah hukum.
“Saya mengerti bahwa suporter pulang dan mereka benar-benar karena tim yang didukung tidak menang,” tuturnya.
“Tapi saya jamin hidup saya selama tiga atau empat bulan terakhir cukup biasa-biasa saja terlepas dari kenyataan bahwa saya sangat berterima kasih atas pengalaman ini. Betapa hebatnya tantangan ini,” pungkasnya.