Tak Berkategori

Cerita Tukang Cukur Banjarmasin Keluhkan Protokol Covid-19

apahabar.com, BANJARMASIN – Barberman atau tukang cukur tengah kesulitan melayani costumer (pelanggan) selama pandemi Covid-19. Di…

Featured-Image
Untuk terus bisa beroperasi, sejumlah tukang cukur di Banjarmasin hanya mengandalkan masker dan sarung tangan untuk menjamin kenyamanan costumer. Foto-apahabar.com/Bahaudin Qusairi

bakabar.com, BANJARMASIN – Barberman atau tukang cukur tengah kesulitan melayani costumer (pelanggan) selama pandemi Covid-19.

Di saat begini, tukang cukur rupanya belum bisa menyiasati diri secara maksimal.

Untuk terus bisa beroperasi, sejumlah tukang cukur di Banjarmasin hanya mengandalkan masker dan sarung tangan untuk menjamin kenyamanan costumer.

Lebih jauh, peralatan cukur pun mereka bersihkan dengan cairan disinfektan sebelum digunakan.

Di balik itu, namun kendala terbesar mereka umumnya ada pada sarung tangan. Sarung tangan kain yang biasa digunakan petugas medis itu selalu terpotong bagian jarinya.

Kondisi demikian sangat dikeluhkan Kholik Barberman dari Cut Barber Store, Jalan Ahmad Yani Kilometer 4 Banjarmasin.

"Iya bagian jari sarung tangan selalu sobek karena ke potong gunting. Itu kita ganti langsung supaya menjaga kebersihan dan kenyamaan costumer," ujarnya saat bincang ringan dengan bakabar.com, belum lama tadi.

Sebelum adanya wabah virus Corona, dirinya hanya mengenakan sarung tangan biasa untuk mencukur rambut costumer.

Namun sesudah menerapkan protokol kesehatan, sarung tangan sekali pakai merupakan hal wajib bagi tukang cukur rambut.

Beruntung hal tersebut, kata dia, tak memengaruhi kinerjanya. Sesudah maupun sebelum melakukan protokol kesehatan, satu costumer durasi mencukur rambut sekitar 30 menit.

"Ya tak ada masalah, sama seperti dulu aja tapi perbedaan sekarang lebih menjaga kebersihan saja," pungkasnya.

Belum selesai masalah kenyamanannya mencukur, Kholik mengeluhkan jumlah kunjungan selama pandemi ini.

Hari biasa atau sebelum munculnya wabah Covid-19, Barbershop-nya kerap melayani 50 custumer. Jumlahnya terus meningkat bila menginjak akhir pekan.

Tapi sekarang, lima costumer saja yang datang sudah menjadi berkah bagi Barbershop-nya.

Imbas kondisi demikian lalu berpengaruh kepada jumlah karyawan. Ada beberapa karyawan Barbershop tersebut mesti dirumahkan.

"Cuma barberman senior yang memiliki keluarga seperti kami saja yang tak dirumahkan. Mungkin itu toleransinya," ucapnya.

Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner