bakabar.com, JAKARTA – CEO Sambal Bakar Indonesia, Richard Theodore menceritakan awal bangun bisnis kuliner atas permintaan netizen. Alasannya adalah agar produk yang dibuat berdasarkan selera masyarakat.
Pertanyaan tersebut disampaikan melalui selebgram dan juga pendiri Sambal Bakar Indonesia, Benjamin Master Adhisurya atau yang dikenal dengan nama Iben Ma
“Untuk membangun komunikasi dengan pengikut kita, sehingga jangan sampai kita membangun bisnis berdasarkan selera sendiri,” ujarnya dalam Webinar Lebarkan Sayap Bisnis Kuliner Lewat Pratform digital secara virtual, Senin (31/10).
Baca Juga: Punya Peluang Besar, Bisnis F&B Perlu Kembangkan Produk
Selain itu, dengan membangun permintaan produk dari masyarakat, terutama pengikut Instagram, bisa memberi tantangan kepada pemilik usaha.
Richard mencontohkan keluarga yang memiliki orang tua dengan pekerjaan sebagai penjual bubur, maka anaknya akan ikut berjualan bubur.
“Itu karena pemahamannya, hanya sampai situ. Tapi kita bangun sesuatu hal yang berbeda, kita buat tantangan dengan bertanya ke netizen,” ungkapnya.
Richard kemudian mendengarkan permintaan dari pengikut Iben Ma di Instragram dan membangun produk Sambal Bakar Indonesia.
Kegiatan tersebut bisa menjadi salah satu metode untuk meriset pasar. Hal itu dilakukan agar dapat melihat seberapa besar minat masyarakat terhadap produk yang akan dijual.
Baca Juga: Sudah Pakai Instagram, Penjualan Masih Sepi? UMKM Perlu Manfaatkan Fitur Reels
“Supaya tidak salah langkah, karena banyak pengusaha yang sering salah langkah,” kata Richard.
Riset tersebut menjadi langkah awal untuk memulai bisnis. Pada bisnis kuliner, jangan menjual produk berdasarkan selera pribadi.
Tidak boleh sampai ada idealisme, ketika memulai kegiatan usaha, harus sesuai dengan permintaan pasar.
“Jika permintaan produk sesuai pasar maka kegiatan bisnis akan berjalan dengan baik,” tutupnya.