Banjarmasin Hits

Cerita Agen Kampung Bebas Narkoba Banjarbaru, 10 Pecandu Berhasil Sembuh

Menjadi agen pemulihan Kampung Bebas Narkoba di Kecamatan Cempaka, Banjarbaru, Syamsul Arifin door to door membujuk pecandu untuk berhenti. 

Featured-Image
Syamsul Arifin dan tim pencegahan penyalahgunaan narkoba berbincang di Posko Kampung Bebas Narkoba di Cempaka. Foto-apahabar.com/Fida

bakabar.com, BANJARBARU - Menjadi agen pemulihan Kampung Bebas Narkoba di Kecamatan Cempaka, Banjarbaru, Syamsul Arifin door to door membujuk pecandu untuk berhenti. 

Menurut pria berusia 54 tahu ini, tidak mudah untuk mengajak pecandu narkoba agar berhenti. Namun, sadar akan bahaya barang laknat itu, ia terus berjuang membantu mereka sembuh.

"Saya asli kampung sini, jadi saya tahu warga mana saja yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba,” kata Arifin kepada bakabar.com, Selasa (6/9/2023). 

Salah satu cara efektif yang dilakukannya, agar pecandu narkoba di kampungnya yakni dengan pendekatan persuasif. Terutama kepada keluarga terdekat mereka.

Tujuannya, kata Arifin, agar mereka mau diajak rehabilitasi. "Kita pendekatan ke orang tuanya atau keluarganya dulu, kalau mendukung, tentu akan lebih mudah untuk berbicara dengan yang bersangkutan,” bebernya. 

Setelah berhasil membujuk untuk rehabilitasi di Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Banjarbaru. Arifin tak langsung lepas tangan, namun ikut mendampingi dalam proses pemulihan mereka. 

"Alhamdulillah sekarang sudah ada 10 orang pemakai yang sembuh, dan beraktivitas normal," ungkapnya. 

Bahkan, katanya dari 10 mantan pencandu itu ada yang dulunya seorang pengedar, dan kini sudah bekerja dan menjalani kehidupan pada umumnya.

Lantas adakah keuntungan ia dapat sebagai agen pemulihan di Posko Kampung Bebas Narkoba? Arifin mengaku sebatas kepuasan tersendiri.

Apalagi kata dia, sebagai orang tua dengan dua anak, ia tak ingin anaknya terjerumus dalam jeratan barang haram tersebut. Sedang untuk besaran honor, sebutnya tidak ada. 

"Soal materi, tidak saya permasalahkan. Terpenting, cita-cita saya untuk menyapu narkoba dari kampung bisa terwujud,” ucapnya. 

Meski tidak bisa membantu memberantas habis, namun setidaknya bisa mengurangi jumlah penyalahgunaan narkoba di Banjarbaru, itu sudah membuatnya senang. "Sebelum terlambat saya harus melakukan perubahan," tuntasnya. 

Sebagai agen, Arifin berkeliling kampung dengan kendaraan roda duanya. Bahkan, rela merogoh kocek pribadi. 

Sementara itu, salah satu mantan pencandu, Dody Mahendra (24) menceritakan betapa sengsaranya terjerat narkoba sejak 2019.

Selain merusak hubungannya dengan keluarga, juga merusak dirinya sendiri. 

Dody menuturkan, ia sempat ketergantungan dan menjadi stress jika tak mengkonsumsinya. 

"Dulu saya pemakai sabu-sabu, minuman keras (miras) dan pil ekstasi, jika tidak makai bisa stress dan emosi," ceritanya. 

Bahkan lanjutnya, kesehatan tubuh juga terancam, sebab ia bisa tidak tidur hingga 12 jam setelah mengkonsumsi narkoba. 

Menyadari jika perbuatannya salah, pada 2022 Dody mulai mencoba menjalani rehab di Yayasan Rehabilitas Korban Narkoba. 

"Kurang lebih 7 bulan di sana, kalau penurunan zat itu setengah bulan sampai satu bulan penuh," terangnya. 

Syukurnya, pengobatannya berjalan sukses dan ia dinyatakan sembuh. Hingga dirasa aman, Dody kembali kepelukan keluarga dan menata kehidupan baru. 

"Pesan saya, jauhi narkoba, jangan dekati narkoba," tuntasnya. 

Baca Juga: Rumah Warga Tegal Arum Hangus Terdampak Kebakaran Lahan di Banjarbaru

Editor


Komentar
Banner
Banner