bakabar.com, JAKARTA - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) mengungkapkan pemenuhan gizi tidak bisa lagi dibebankan kepada ibu saja, melainkan juga perlu melibatkan figur bapak. Sebab pemenuhan gizi menjadi tanggung jawab orangtua.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menjelaskan peran keluarga setara mampu mendukung pemenuhan gizi pada anak. Sebab pertumbuhan anak nantinya akan jadi perhatian penuh kedua orang tua.
“Pemenuhan kebutuhan gizi ini perlu peran kedua orang tua agar perkembangan kebutuhan gizi juga di monitor tidak hanya oleh ibu,” ungkapnya saat melakukan sosialisasi di Kelurahan Kali Baru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.
Baca Juga: Angka Stunting DKI Jakarta Turun 14 Persen, Pj Heru Kebut Melalui Sosialisasi
Wardoyo melanjutkan guna mendukung misi tersebut BKKBN akan menggunakan sistem penyebaran informasi secara masif untuk meneruskan kampanye peran seorang bapak dalam pemenuhan gizi anak.
Selain itu, sosialisasi pemenuhan gizi dan bahaya stuntung juga akan dilakukan melalui program Generasi Berencana atau Genre yang berisi kalangan anak muda untuk menuntaskan kasus stunting
"Nah generasi muda itu yang ada di nasional ini bersama-sama melakukan kampanye pencegahan stunting,” tuturnya.
Baca Juga: Pemprov DKI Lawan Stunting dengan Pengentasan Kemiskinan
Sementara itu saat disinggung mengenai langkah preventif penanganan stunting, Wardoyo masih bertahan pada argumentasi perluasan sosialisasi dan bantuan sosial pada keluarga pra sejahtera.
“Sosialisasi dan bantuan terhadap keluarga pra sejahtera sudah kita lakukan untuk menurunkan angka stunting,” pungkasnya.