kasus stunting

Angka Stunting DKI Jakarta Turun 14 Persen, Pj Heru Kebut Melalui Sosialisasi

Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengungkapkan dengan mengoptimalkan sosialisasi kepada warga diharapkan dapat menekan angka stunting di DKI Jakarta.

Featured-Image
Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono saat mendatangi pusat pengepulan pasir di Kelurahan Kali Baru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. (Foto: apahabar.com/Reka Kajaksana)

bakabar.com, JAKARTA - Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengungkapkan dengan mengoptimalkan sosialisasi kepada warga diharapkan dapat menekan angka stunting di DKI Jakarta.

"Kemarin penanganan stantit dan stunting keberhasilannya 14% sudah turun seratus sekian, ditambah hari ini mudah-mudahan bisa cepat selesai," ujarnya saat menggelar sosialisasi stunting di Kelurahan Kalibaru, Jakarta Utara, Selasa (7/2).

Sosialisasi tersebut dilakukan Pj Heru bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) serta Korps Brimob Polri yang digelar di pusat pengepulan pasir di Kelurahan Kali Baru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.

Baca Juga: Stunting Mengancam Anak dari Berbagai Level Ekonomi

Baca Juga: Pemprov DKI Lawan Stunting dengan Pengentasan Kemiskinan

Heru berharap dengan masifnya sosialisasi yang dilakukannya nantinya dapat memberikan pemahaman tentang pentingnya memberikan gizi yang cukup kepada anak-anak di DKI Jakarta.

"Mudah-mudahan bisa tangani stunting. Ketika ada ibu hamil, gizinya bisa dijaga. Jadi ketika anak-anak kita lahir menjadi sehat," jelasnya.

Sementara itu Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menegaskan jika penurunan angka stunting di Jakarta tak lain karena kerja keras dari berbagai pihak.

"Kenapa begitu karena angka stuntingnya sudah 14 persen tetapi 14 persen ini untuk DKI harus bisa lebih rendah lagi, karena gotong royongnya," ungkap Hasto.

Baca Juga: BKKBN Temukan Ketimpangan Data Kasus Stunting di Jember

Baca Juga: Cegah Stunting dengan Menjaga Seribu Hari Pertama Kehidupan

Berdasarkan data BKKBN, penurunan 14 persen itu berdasarkan jumlah balita di DKI Jakarta yang kurang lebih berjumlah 799.000 anak, sehingga anak yang berisiko stunting berkisar 110.000-120.000 anak.

"Jadi yang harus kita dekati masih sekitar 110 ribu tapi dia bukan stunting ya ini yang tapi berisiko, jadi kita terus menerus melakukan gerilya untuk mereka dan mengatasi mereka," pungkasnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner