Mitigasi Karhutla

Cegah Karhutla, Dishut Lampung Perkuat Partisipasi Masyarakat

Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Lampung mengajak masyarakat untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan saat musim kemarau.

Featured-Image
Ancaman asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali mengintai di tahun 2023, namun respons pemerintah sama menyesakkannya. Foto: Pantau Gambut

apahabarc.com, JAKARTA - Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Lampung mengajak masyarakat untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan saat musim kemarau.

"Di Lampung lahan gambut tidak terlalu banyak, sehingga tingkat kebakaran hutan tidak terlalu tinggi. Biasanya hanya di Way Kambas yang sering terbakar, tapi ini masih bisa dikendalikan," ujar Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung Yanyan Ruchyansyah, di Bandarlampung, Selasa.

Ia mengatakan dalam mengantisipasi adanya kebakaran lahan dan hutan di daerahnya terutama pada musim kemarau, pihaknya mengikutsertakan peran masyarakat dalam penanggulangan awal.

Baca Juga: Abai Lindungi Hutan, Pantau Gambut: Ancaman Karhutla Kembali Menanti

Ia mengatakan masyarakat akan diberi tanggung jawab untuk melakukan pemadaman secara swadaya, serta melakukan pemantauan secara berkala bila ditemukan titik panas di lapangan.

"Selain itu akan terus dilakukan sosialisasi agar tidak melakukan pembakaran, sebab biasanya banyak terjadi kegiatan pembakaran lahan untuk membuka lahan di musim kemarau. Ini antisipasi agar tidak ada kegiatan pembakaran oleh masyarakat," katanya seperti dilansir Antara.

Menurut dia dengan peran serta masyarakat secara swadaya dalam melakukan pencegahan dan penanggulangan awal kebakaran hutan serta lahan maka diharapkan dapat menjaga kawasan hutan.

Baca Juga: BPBD Ungkap Ada 95 Karhutla di Kalimantan Utara Sepanjang 2022

"Dengan ikut sertanya masyarakat melakukan langkah-langkah pencegahan diharapkan kawasan hutan yang mungkin tidak terjangkau petugas bisa terjaga dari kebakaran hutan. Lalu dengan tumbuhnya kesadaran tidak membakar lahan di musim kemarau masyarakat bisa lebih mencintai serta menjaga lingkungan," tambahnya.

Terdapat penurunan titik panas di Lampung pada setahun terakhir dimana sebelumnya pada 2021 tercatat ada 3.345 titik panas, dan di 2022 hanya ada 2.953 titik panas.

Akan tetapi dengan adanya penurunan jumlah titik panas tersebut yang terbilang cukup aman, kewaspadaan akan potensi penambahan titik panas tetap dilaksanakan terutama menjelang puncak musim kemarau yang akan terjadi pada Agustus mendatang.

Editor


Komentar
Banner
Banner