Kasus Perundungan

'Bullying' di SMPN 1 Babelan, Pelaku Dimonitoring dan Dibina Khusus

Sebuah video viral di media sosial memperlihatkan sejumlah siswa ditampar secara bergilir menggunakan sandal oleh siswa lainnya.

Featured-Image
Aksi perundungan terjadi di SMPN 1 Babelan, Kabupaten Bekasi. Foto: apahabar.com/Mae Manah

bakabar.com, BEKASI - Sebuah video viral di media sosial memperlihatkan sejumlah siswa ditampar secara bergilir menggunakan sandal oleh siswa lainnya. Pelaku dan korban merupakan siswa SMP Negeri 1 Babelan, Kabupaten Bekasi.

Humas SMPN 1 Babelan Maradum Tambunan membenarkan peristiwa di video itu masuk dalam kategori tindakan perundungan (bullying). Pelaku merupakan siswa kelas 9, sementara korban duduk dibangku kelas 7 dan 8.

“Data dari BK (bimbingan dan konseling) yang melakukan 2 orang, terhadap 6 orang,” kata Maradum saat dikonfirmasi bakabar.com, Selasa (26/9).

Baca Juga: Penelitian: Siswa Sekolah Korban Bullying Berpotensi Bunuh Diri

Pihak sekolah berupaya mencari jalan tengah dengan melakukan mediasi terhadap orang tua korban dan pelaku. Hasilnya, pelaku perundungan tidak diajukan ke meja hijau melainkan hanya dilakukan monitoring dan pembinaan secara khusus di lingkungan sekolah.

“Pihak sekolah didampingi dari KPAI (Komisis Perlindungan Anak Indonesia) telah memediasi orang tua kedua belah pihak. Pihak sekolah melakukan monitoring di sekolah dan pembinaan  terhadap siswa yang melakukan pemukulan,” jelasnya.

Kini kedua pelaku perundungan telah menjalani aktivitas belajar di SMPN 1 Babelan dengan pendampingan monitoring dan pembinaan oleh guru BK, guru Agama, dan bagian kesiswaan.

Baca Juga: Akibat Bullying, Pelajar SMA di Banjarmasin Tusuk Teman Sekelas

“(Kegiatan pembinaan) kehadiran dan kepulangannya (pelaku bullying) kita monitor. Secara berkala kesiswaan ajak ngobrol. Ada penayangan video sayang teman dan dampak perundungan dan kegiatan spritual oleh guru agama,” tutur Maradum.

Secara khusus, pembinaan dan monitoring terhadap dua siswa pelaku perundungan itu mulai aktif dijalankan pada Senin (25/9) kemarin. 

Belakangan, kepada Maradum, para pelaku mengaku aksi perundungan itu dilakukan berdasarkan perintah dari alumni SMPN 1 Babelan sebagai tradisi pembinaan.

“Itu diperintahkan sama alumni (SMPN 1 Babelan) ini karena tradisi pembinaan,” ucapnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner