News

Bukan Takut, Pemilik Ungkap Alasan Tinggalkan Rumah ‘KKN di Desa Penari’

apahabar.com, JAKARTA – Bukannya takut, keluarga Ngadiyo, pemilik rumah film KKN di Desa Penari, Kapanewon Playen,…

Featured-Image
Lokasi syuting KKN di Desa Penari di Playen, Gunungkidul, Rabu (18/5). Foto: Detik.com

bakabar.com, JAKARTA – Bukannya takut, keluarga Ngadiyo, pemilik rumah film KKN di Desa Penari, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul mengaku sedang sakit hingga meninggalkan rumah tersebut.

Mantu Ngadiyo, Ngatemi, menjelaskan kondisi mertuanya sudah sakit sebelum rumahnya menjadi lokasi syuting film yang saat ini sudah ditonton sekitar 7 juta orang itu.

Karena itu, Ngatemi, seperti dilansir Detik.com, Jumat (20/5), menampik jika mertuanya sakit setelah rumah itu menjadi lokasi syuting. “Sebelum jadi tempat syuting sudah sakit tetapi beraktivitas seperti biasa,” katanya kepada wartawan di Banaran, Playen, Gunungkidul.

Selanjutnya, karena kondisi mertuanya yang membutuhkan perhatian ekstra maka anak-anaknya memboyong Ngadiyo beserta istri untuk tinggal bersama di Kalurahan Banaran, Playen, Gunungkidul. Terlebih, Ngadiyo dan istri sudah tua dan jauh dari tetangga.

“Terus rumahnya itu kan jauh dari tetangga dan sudah tua, jadi kalau ada apa-apa ‘kan kasihan. Jadi setelah dipakai syuting itu diajak tinggal ke sini, bukan karena takut tinggal di rumah itu tapi karena sakit,” ucapnya.

Menyoal penjualan rumah Ngadiyo, Ngatemi membenarkannya. Hal itu karena Ngadiyo dan istrinya sudah lama tidak menempati rumah tersebut. Daripada terbengkalai.

“Orangtua sudah tinggal di sini sekitar dua tahun, otomatis rumahnya (Ngadiyo) tidak ditinggali lagi. Nah, daripada rusak karena tidak ditinggali maka pilihannya dijual saja,” ujarnya.

Sebelumnya, warga Pedukuhan Ngluweng Danuri mengungkapkan bahwa saat ini Ngadiyo dan istrinya sudah tidak menempati rumah tersebut.

Pasalnya, Ngadiyo mengalami sakit dan memilih tinggal bersama anaknya di Kalurahan Banaran, Kapanewon Playen, Gunungkidul.

“Sudah pindah sekitar 1 tahun setengah, kabarnya mau dijual. Ya kemungkinan itu (rumahnya jadi seram). Yang tinggal dulu hanya pak Ngadiyo dan istrinya. Setelah syuting yang punya rumah sakit dan tinggal bersama anaknya di Banaran,” ujarnya.

Sedang Ketua RT 2 RW 1 Pedukuhan Ngluweng, Kalurahan Ngleri, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul Chasanah mengatakan bahwa rumah tersebut adalah milik Ngadiyo.

Chasanah menjelaskan, selama proses syuting sekitar satu bulan Ngadiyo tidak berada di rumahnya.

“Selama syuting yang bersangkutan tidak boleh di rumah,” katanya saat ditemui di kediamannya, Ngluweng, Ngleri, Playen, Gunungkidul, Rabu (18/5).

Selanjutnya, setelah selesai untuk syuting Ngadiyo dan istrinya kembali menempati rumah tersebut. Namun, tidak berselang lama Ngadiyo pindah dari rumah tersebut.

“Dan setelah selesai syuting pindah karena di situ perasaannya takut. Sudah lama itu sekitar satu tahunan yang pindah,” ujarnya.

“Hanya bilang dia sakit saat itu, gitu pertamanya. Dan anaknya kan jauh kalau mau mengurusinya, lalu perasaannya (penghuni) takut terus,” pungkas Chasanah.



Komentar
Banner
Banner