Depresi Pasca Melahirkan

Bukan Hanya Ibu, Ayah juga Bisa Alami Postpartum Depression

Postpartum depression biasanya dialami ibu. Tapi ternyata ayah juga bisa mengalaminya.

Featured-Image
Seorang ayah juga dapat mengalami Postpartum Depression. Foto: globalmoments/istock photo

bakabar.com, JAKARTA – Postpartum depression biasanya dialami ibu. Tapi ternyata  ayah juga bisa mengalaminya.

Depresi pascapersalinan adalah salah satu jenis gangguan depresi yang muncul setelah kelahiran seorang anak. Meskipun lebih umum terjadi pada ibu baru, hal ini juga bisa memengaruhi para ayah.

“Setelah kelahiran seorang anak, para ayah mengalami perubahan hormonal, dan mereka sering merasakan tekanan yang meningkat terkait keuangan dan karier mereka,” kata Hannah Tishman, LCSW di Cobb Psychotherapy, dikutip dari Healthline.

Postpartum Depression berpengaruh pada kesehatan mental ayah. Foto: Anchiy/istock photo
Postpartum Depression berpengaruh pada kesehatan mental ayah. Foto: Anchiy/istock photo

Pria mungkin tidak mengalami perubahan fisik atau rasa sakit yang terkait dengan proses melahirkan seperti seorang ibu, tetapi hadirnya seorang anak baru akan membawa perubahan signifikan dalam kehidupan mereka.

Oleh karena itu, seperti ibu, ayah juga perlu menjaga kesehatan mental mereka. Kelelahan, stres, dan faktor-faktor lainnya dapat menjadi pemicu depresi pascapersalinan pada pria.

Pengaruh Depresi Pascapersalinan
Mengalami kelelahan, perasaan kewalahan, dan tingkat stres yang tinggi setelah kelahiran anak adalah hal yang wajar dalam pengalaman menjadi orang tua.
Tetapi, jika gejala-gejala ini terus berlanjut atau mengganggu kemampuan untuk menjalani kehidupan sehari-hari atau merawat anak, ini bisa menunjukkan adanya depresi pascapersalinan, baik pada ibu maupun ayah.

Gejala yang dialami ayah
Bagi pria yang mengalami depresi pascapersalinan, berikut beberapa gejala umum, dikutip dari Very Well Mind (18/9):

Perubahan nafsu makan yang signifikan, Perubahan berat badan, Ketidakmampuan untuk tidur, Sakit atau nyeri yang tidak dapat dijelaskan, Kehilangan energi, Merasa gelisah atau gelisah, Hilangnya minat atau kesenangan dalam aktivitas, Merasa sedih atau putus asa, Merasa tidak berharga atau bersalah.

Selain itu, seorang ayah juga mengalami Kekhawatiran yang berlebihan, Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi atau mengambil keputusan, Perubahan suasana hati yang tiba-tiba, Pikiran untuk bunuh diri atau kematian, Pikiran yang mengganggu untuk menyakiti bayi, Lekas ​​marah, ragu-ragu, dan emosi yang terbatas juga merupakan gejala umum yang dialami pria dengan depresi pascapersalinan.
Postpartum depression pada pria mempengaruhi faktor ekonomi. Foto: sturti/istock photo
Postpartum depression pada pria dapat mempengaruhi faktor ekonomi. Foto: sturti/istock photo

Narasi mengenai pengalaman depresi pascapersalinan seringkali mengabaikan peran laki-laki, padahal kenyataannya ayah juga dapat mengalami gangguan tersebut. Jika depresi pascapersalinan pada pria tidak terdeteksi, hal ini dapat mengancam kestabilan seluruh keluarga.

Depresi yang dialami oleh ayah dapat memiliki dampak negatif pada perkembangan anak dan meningkatkan risiko terjadinya gangguan mental pada anak dalam usia dini.

Ayah sering kali tidak mendapatkan dukungan yang setara dengan ibu setelah kelahiran anak dan mungkin mengalami perasaan tersisihkan, diabaikan, atau dihadapkan pada ekspektasi yang tidak realistis seputar perannya.

Seperti halnya ibu, ayah juga memerlukan sistem dukungan yang kuat selama masa perinatal dan pada awalnya menjadi orang tua.

Cara Mengatasi Depresi Pascapersalinan (PPD)
Ketika seorang pria mengalami depresi pascapersalinan, hal ini dapat memengaruhi kemampuannya untuk menjalankan perannya dengan baik dalam merawat pasangan dan anak-anaknya.

Selain menjaga kebiasaan perawatan diri yang sehat, seperti meditasi atau terapi, Tishman menyarankan:

Berolahraga secara teratur, Mengonsumsi makanan sehat, Menjaga rutinitas tidur yang baik dan Berbicara tentang perasaan dan mengungkapkannya. Bagi pria, mungkin sulit untuk meminta bantuan, terutama ketika pasangannya juga sedang mengalami banyak perubahan dan membutuhkan dukungan.
Melakukan olahraga dan kegiatan self love lainnya dapat menjadi jalan keluar. Foto: Nikada/istock photo
Melakukan olahraga dan kegiatan self love lainnya dapat menjadi jalan keluar. Foto: Nikada/istock photo
Meskipun penting untuk memberikan dukungan kepada pasangan dan anak setelah kelahiran, para ayah juga perlu menyadari kebutuhan kesehatan mental mereka dan mencari cara yang sehat untuk mengatasi gejala depresi. Berbicara dengan seorang terapis atau bergabung dengan kelompok dukungan ayah lainnya dapat memberikan bantuan yang berarti.
Editor
Komentar
Banner
Banner