bakabar.com, JAKARTA Pasca dideklarasikan sebagai calon presiden (Capres) dari Partai NasDem untuk pilpres 2024 pada 3 Oktober 2022. Anies Baswedan diberi keleluasaan untuk menentukan Calon Wakil Presiden (Cawapres) sendiri.
Anies menyebut ada tiga kriteria yang akan dijadikan cawapresnya yaitu Pertama memberikan kontribusi dalam kemenangan. Kedua membantu memperkuat koalisi, stabilitas koalisi. Ketiga bisa membantu dalam pemerintahan yang efektif.
Komunikasi politik pun mulai dibangun untuk mencari siapa yang bakal menjadi Cawapres Anies. Calon koalisi Partai NasDem mulai menawarkan figurnya. Partai Demokrat menjagokan ketua umumnya Agus Harimurti Yudhyono (AHY) yang juga mantan anak Presiden ke 6 Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Baca Juga: Menohok! Elektabilitas Rendah, Aher dan AHY Dianggap Tak Mampu Dampingi Anies
Sementara PKS sepertinya akan menyodorkan Ahmad Heryawan (Aher) mantan Gubernur Jawa Barat yang merupakan provinsi yang dengan jumlah pemilih terbanyak di Indonesia sekaligus lumbung suara PKS.
Anies Lebih Cocok Dengan Andika Perkasa
Namun suara lain muncul dari pengamat, ketimbang bersama AHY atau Aher. Anies justru dikatakan lebih cocok berpasangan dengan panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa, yang sebentar lagi akan memasuki masa pensiun.
Pendapat itu disampaikan Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi. Ia yakin jika Anies berpasangan dengan Andika akan memiliki efek elektoral yang lebih baik bagi Anies.
Hal itu karena Andika bisa menutupi celah Anies yang dianggap sebagai ‘pemain’ politik identitas dan dianggap sebagai antitesa Jokowi.
"Sosok Andika akan menjadi penutup kelemahan simbolisasi Anies sebagai antitesa Jokowi", ujar Ari.
Baca Juga: Pengamat: Andika Bisa Jadi Cawapres Alternatif Koalisi Partai NasDem
Lebih lanjut menurut Ari dari sisi latar belakang keluarga, Andika adalah menantu AM Hendropriyono, tokoh militer mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), dan juga merupakan pendukung Jokowi.
Hal itu tentunya dapat mengurangi resistensi terhadap anies dari pendukung rezim apabila berpasangan dengan Andika. Menurut Ari kelemahan Andika dibanding AHY dan Aher adalah Andika tidak memiliki partai dan statusnya yang masih sebagai perwira aktif TNI
"Kelemahan Andika hanyalah tidak memiliki partai dan status aktifnya di militer. Andai dia sudah purnawirawan, maka potensi kemenangan Anies-Andika akan semakin moncer," katanya.
Demokrat dan PKS Harus Legowo
Untuk memuluskan Langkah Anies menjadi RI-1, Ari menyarankan agar Demokrat dan PKS harus legowo jika bukan kader mereka yang ditunjuk sebagai calon RI-2 pendamping Anies.
"Harusnya Demokrat dan PKS tidak terlalu memaksakan kehendak jika koalisi Gondangdia (NasDem) ingin menang. Harus dicari varian-varian yg memungkinkan untuk memenangkan kontestasi," katanya.
Baca Juga: PKS-Demokrat Masih Nego, Anies Enggan Bicara Cawapres
Jika melihat dari posisi tawar antara NasDem, Demokrat dan PKS, ketiga partai tersebut dapat dikatakan berimbang. Dari segi kursi parlemen, NasDem memiliki 59 kursi, Partai Demokrat 54 kursi, dan PKS 50 kursi. Tidak ada selisih yang signifikan.
Kemudian, ketiga partai ini masing-masing merupakan representasi NASAIN (Nasionalis, Agamis, dan Insan Bisnis). Partai Demokrat adalah representasi partai nasionalis, PKS adalah partai agamis, sedangkan Partai NasDem adalah partai insan bisnis.
Untuk itu ada baiknya bagi ketiga partai yang akan berkoalisi tersebut untuk mencari cawapres alternatif yang tidak berasal dari kadernya. Sebagaimana NasDem yang memilih Anies Baswesdan yang juga bukan merupakan kadernya.
Masih banyak posisi lain selain wapres yang bisa diisi di pemerintahan apabila koalisi tersebut dapat memenangkan pilpres 2024.