Kematian Duyung

BRIN Sebut Perlunya Penelitian Penyebab Kematian Duyung di Ambon

Uji sampel dan penelitian penyebab kematian duyung yang ditemukan terdampar di pesisir pantai Pasar Minggu

Featured-Image
Habitat dugong atau duyung di sekitar pulau Haruku Ambon. Foto: antara

bakabar.com, JAKARTA - Pakar dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ambon mengemukakan perlunya melakukan uji sampel dan penelitian penyebab kematian duyung yang ditemukan terdampar di pesisir pantai Pasar Minggu Kota Ambon, Maluku.

"Tentang bangkai duyung yang ditemukan jauh dari lokasi laut lepas. Ini menunjukkan belum banyak warga yang mengenal duyung atau dugong," ujar peneliti mamalia laut BRIN Ambon, Sekar Mira di Ambon, Selasa (22/5).

Baca Juga: Ancam Rusak Habitat Bekantan, Pembangunan Infrastruktur di Ibu Kota Baru Dikaji

Ia menyebutkan makhluk ini pemakan lamun ini umum dijumpai dari subtidal hingga intertidal, sehingga sangat wajar duyung terlihat di perairan laut dangkal.

"Yang tidak wajar itu ya mengapa sampai bisa mati dan terdampar," katanya.Sekar menjelaskan berdasarkan proyek penelitiannya yang dilakukan pada 2016-2019 dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh pesisir di Indonesia merupakan habitat duyung atau dugong.

Baca Juga: Viral Video Orangutan Berkeliaran di Jalan, BKSDA Kaltim: Habitatnya Memang di Sana

"Hal ini diketahui dari berbagai laporan pengamatan atau perjumpaan, keterdamparan, maupun keterjeratan mamalia laut tersebut," kata dia.

Ia melanjutkan bahkan penelitian yang dilakukan oleh Peneliti dari Belanda yaitu Prof Hans de Longh pada 1980 sendiri menemukan adanya habitat duyung atau dugong di pesisir Pulau Haruku Maluku.

Baca Juga: Habitat Bekantan di Kawasan AGM Disurvei

"Yang tidak wajar jika terdampar atau mati nah, Ada apa gerangan," katanya.

Menurutnya,keterdamparan hingga kematian duyung atau dugong mengindikasikan bahwa ada berbagai penyebab internal maupun eksternal dari kondisi duyung hingga kondisi perairan itu sendiri.

Baca Juga: Menjaga Habitat Bekantan, SBI Tambah Ribuan Rambai di Pulau Curiak

"Ada yang tidak baik-baik saja terjadi pada duyung kita, dan apa yang membahayakan mereka juga dapat membahayakan kita," kata dia. Seperti dinukil antara.

Menurutnya, perlu dilakukan necropsy (pemeriksaan bangkai) dengan lebih mendetil agar dapat diketahui penyebab kematian duyung tersebut apakah juga berdampak pada manusia atau tidak.

Baca Juga: Komodo Hadir di Ragunan, Apa Uniknya Hewan Keturunan Dinosaurus Ini?

Diberitakan sebelumnya warga pesisir pantai Pasar Minggu Kecamatan Baguala Kota Ambon, Maluku, heboh dengan penemuan bangkai duyung atau dugong pada 20 Mei 2023.

Duyung atau dugong tersebut ditemukan terapung oleh salah satu warga Desa Suli Jacline Wattimena.

Baca Juga: Animal Rescue Damkar Banjar Serahkan King Kobra ke Kebun Binatang Banjarmasin

Warga pun langsung menghubungi pihak terkait dalam hal ini kepolisian dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku untuk mengevakuasi bangkai Dugong tersebut.

BKSDA pun memastikan Dugong tersebut berukuran 2,85 meter dengan berat mencapai 1 ton.

Editor


Komentar
Banner
Banner