bakabar.com, JAKARTA – PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) dua skema pembiayaan untuk mendukung program akselerasi pengunaan kendaraan listrik.
Dua skema disiapkan perseroan, yaitu pembiyaan business to business (B2B) yang diberikan kepada instansi dan business to consumer (B2C) untuk masyarakat.
"Komitmen dan dukungan nyata BRI Group dalam melakukan percepatan ekosistem kendaraan listrik guna mewujudkan aspirasi pemerintah yaitu emisi nol bersih pada 2060," ujar Direktur Utama BRI Finance Azizatun Azhimah seperti yang dikutip Antara, Minggu (19/3).
Baca Juga: Cegah Lonjakan Kendaraan di Jalur Tol Cipali, Menhub Siapkan Rekayasa Lalu Lintas
Baca Juga: Jaga Pertumbuhan Startup, Kemenperin: Perbanyak Kawasan Industri 4.0
Perseroan juga telah menjalin kerjasama dengan PT PLN (Persero) untuk meningkatkan jumlah kepemilikan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB).
BRI Finance telah menyedikan skema pembiayaan kendaraan listrik sebagai salah satu alternatif pembiayaan di platform marketplace PLN Mobile.
Terkait skema pembiayaan B2B, Bank BRI menyiapkan skema pembiayaan kepada perusahaan manufaktur yang memproduksi mobil atau sepeda motor listrik.
Kemudian untuk pembiayaan B2C, BRI Group telah menyiapkan tiga jenis skema pembiayaan yang dapat diakses nasabah untuk membeli kendaraan listrik.
Baca Juga: Inisiatif 30by30 di Indonesia, KKP: Baru Bisa Tercapai pada 2045
Baca Juga: Melanggar Aturan, KKP Hentikan Reklamasi Tambang Nikel di Morowali
Skema pertama, pembiayaan untuk karyawan yang memiliki penghasilan tetap. Melalui skema pertama nasabah akan mendapat penawaran suku bunga kompetitif serta bebas biaya administrasi dan provisi.
Kemudian, program pembiayaan kredit kepemilikan kendaraan bermotor dengan uang muka (down payment/DP) mulai nol persen dan tingkat bunga yang kompetitif.
Skema ketiga yakni pembelian sepeda motor listrik menggunakan kartu kredit dan bisa dicicil. BRI Finance telah memiliki dan memasarkan beberapa produk pembiayaan kendaraan listrik sejak tahun lalu.
BRI Finance telah menyalurkan pembiayaan kepada instansi-instansi yang membutuhkan pembiayaan dan pengadaan kendaraan listrik, baik mobil maupun kendaraan roda dua.
Baca Juga: Dorong Ekspor, Kemendag dan Swiss Jalin Kerja Sama Promosi Perdagangan
Baca Juga: KLHK Apresiasi Tata Kelola Berkelanjutan PT Tunas Inti Abadi
Upaya strategis dari BRI Finance itu mengacu pada pertumbuhan kendaraan listrik yang terus meningkat. Berdasarkan data Gaikindo pada 2022, penjualan mobil listrik berbasis baterai mencapai 10.327 unit atau tumbuh sekitar 1.400 persen dari 2021 yang hanya 687 unit.
Sementara itu, terkait perkembangan pasar sepeda motor listrik, bisa mengacu pada sertifikat registrasi uji tipe (SRUT) yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan.
Berdasarkan jumlah pemberian SRUT sekitar 35.000 unit sepeda motor listrik sudah digunakan masyarakat hingga akhir 2022. Oleh karena itu, tren penjualan kendaraan listrik berbasis baterai akan kembali bergairah tahun ini seiring dengan kondisi ekonomi yang menggeliat.
Baca Juga: Bank Jago Bukukan Pertumbuhan Kredit Syariah Rp9,43 Triliun pada 2022
Baca Juga: Kementerian PANRB Buka Lowongan Staf Ahli dan Deputi, Simak Kriterianya
Di sisi lain kebijakan pemerintah akan mendongkrak penjualan kendaraan listrik berbasis baterai, di antaranya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2022.
Melalui inpres ini, instansi pemerintah pusat hingga daerah diwajibkan menggunakan kendaraan listrik berbasis baterai sebagai kendaraan dinas operasional atau kendaraan perorangan dinas.
"Pemerintah maupun pelaku usaha sudah memiliki langkah strategis dalam rangka peningkatan penggunaan kendaraan listrik, sehingga kami berharap pasar akan menyambut dengan positif," jelasnya.