bakabar.com, JAKARTA – Breadcrumbing adalah istilah dalam pola relationship tentang perilaku seseorang yang menjalankan hubungan tanpa komitmen dan niat serius.
Orang yang melakukan breadcrumbing mungkin memberikan sinyal-sinyal kecil atau melakukan kontak sesekali, tetapi tidak menunjukkan komitmen yang nyata atau konsistensi dalam berkomunikasi.
Melansir Very Well Mind (2/10), ini sering kali dapat membuat orang lain merasa bingung dan frustrasi karena mereka mungkin merasa ada potensi hubungan, tetapi tidak ada tindakan konkret yang diambil oleh pihak lain. Breadcrumbing dapat membuat seseorang merasa disayang dan tersanjung, tapi tak ada kepastian dalam hubungan yang dijalani.
Meskipun kedengarannya seperti gaslighting, dan meskipun keduanya merupakan bentuk manipulasi dalam hubungan, keduanya adalah hal yang berbeda. Meskipun demikian, seseorang dengan tipe kepribadian yang sama dapat melakukan keduanya.
Meskipun breadcrumbing pada dasarnya adalah “mengarahkan seseorang”, gaslighting adalah upaya yang disengaja untuk mengaburkan konsep seseorang tentang realitas, yang menyebabkan korban mempertanyakan penilaian dan persepsinya.
Tanda-tanda Breadcrumbing
Walaupun tidak selalu terjadi secara bersamaan, umumnya, breadcrumbing terjadi melalui kombinasi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pelaku.
Berikut adalah tanda seseorang melakukan breadcrumbing menurut Sabrina Romanoff, seorang psikolog klinis dengan praktik swasta di New York City, dikutip dari Very Well Mind:
Ketidakmampuan untuk membuat atau berkomitmen terhadap rencana
Pada dasarnya, ini merupakan usaha minimal untuk memelihara kesan adanya hubungan tanpa harus menghabiskan banyak waktu atau energi.
Pertimbangkan waktu komunikasi
Romanoff menjelaskan bahwa cara mengenali breadcrumbing adalah dengan memperhatikan saat seseorang menghubungi. Contohnya, jika seseorang hanya mengirim pesan pada larut malam ketika mereka sedang kesepian, bosan atau mencari hubungan yang main-main.
Tidak ada upaya untuk menjelaskan diri sendiri
Hal ini sering kali mengakibatkan orang lain menekan kebutuhannya sendiri demi mempertahankan keterikatannya pada pelaku breadcrumbing, meskipun hal itu tidak dapat dipenuhi, dan menjebak dalam hubungan yang menyakitkan.
“Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan orang menurunkan standar mereka dan belajar bahwa mereka harus menerima cinta atau perhatian minimal yang diberikan oleh orang lain,” kata Romanoff.