bakabar.com, PARINGIN – Balai Pelaksana Jalan Nasional Kalimantan Selatan (BPJN Kalsel) langsung mengevaluasi retaknya Jembatan Paringin.
Jembatan yang menghubungkan Kabupaten Balangan dengan Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara dan Tabalong itu sebenarnya baru selesai dikerjakan pada 25 Maret lalu.
Tapi baru-baru ini, bagian lantai jembatan retak dan menimbulkan kekhawatiran pengguna jalan yang melintas.
“Untuk hasil evaluasi kita belum bisa memastikan kapan. Jadi untuk penyebab keretakan dan penanganannya menunggu hasil evaluasi dulu,” kata PPK 2.2 BPJN Kalsel, Dwi Wahyono, kepada bakabar.com, Rabu (29/6).
Sebelumnya, banyak warga yang merasa kecewa karena proses pengerjaan jembatan selama ini sangat lamban. Lalu, saat sudah selesai dikerjakan, jembatan itu malah retak di bagian lantainya. Warga merasa kena PHP (pemberi harapan palsu).
Muhammad Fauzan Maulana (22) seorang warga Paringin pun meluapkan rasa kecewanya.
“Padahal baru selesai tiga bulan lalu, kini sudah rusak lagi,” ungkapnya kepada bakabar.com ditemui di sekitar jembatan, Rabu (22/6).
Fauzan berharap tidak ada lagi penutupan jembatan. Sebab, jalan alternatif cukup jauh.
“Sebaiknya angkutan berat diatur untuk melintas di Jembatan Paringin, agar beban jembatan tidak kelebihan beban,” harapnya.
Proyek APBN senilai Rp3 miliar itu memang sudah berulangkali menuai sorotan. Dari pengerjaannya yang lamban hingga saat ini konstruksi bangunan yang bermasalah.