Nasional

BPBD Kalsel Tutupi Data Karhutla, Ini Alasannya

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel menutup diri untuk menyebarkan data luasan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Banua.

Featured-Image
BPBD enggan sebarkan data Karhutla di Banua. Foto-apahabar.com/Hasan

bakabar.com, BANJARBARU - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel menutup diri untuk menyebarkan data luasan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Banua.

Hal itu disampaikan Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kalsel, Bambang D Mulyadi pada jumpa pers kemarin, Senin (18/9).

Bambang menilai, penyebaran informasi soal data karhutla malah membuat kinerja pihaknya seakan tidak terlihat.

"Jadi nanti dikira masyarakat dan pemerintah pusat kami tidak melakukan apa-apa," ujar Bambang.

Padahal kata dia, pihaknya sudah mengerahkan SDM BPBD Kalsel semaksimal mungkin dalam penanganan karhutla.

Bahkan klaim Bambang, pihaknya sudah melakukan pemetaan dan langkah-langkah konkret jauh sebelum musim kemarau untuk penanganan kebakaran lahan.

"Misalnya melakukan pembasahan lahan dengan membuka pintu air dan mengaliri air dari kanal-kanal yang ada hingga ke embung Jokowi di Guntung Damar, Banjarbaru," paparnya.

Penyebaran data karhutla menurutnya hanya membuat gaduh masyarakat. "Mirip seperti Covid-19 kemarin, warga banyak yang syok mendengar kabar ini itu," ujarnya.

"Jadi kami akan fokus kepada apa yang sudah kami tangani dang lakukan," tandasnya.

Sementara itu, kondisi Banua tengah tidak baik-baik saja. Kasus ISPA di provinsi ini meningkat jika dibanding bulan sebelumnya.

Selain itu, aktivitas di Bandara Internasional Syamsudin Noor Banjarmasin juga terganggu.

Awal September lalu, sedikitnya ada 13 penerbangan yang mengalami keterlambatan lantaran tebalnya kabut asap dampak dari karhula.

Baru-baru ini juga ada pendaratan pesawat di Bandara Syamsudin Noor yang dialihkan. Penyebabnya juga sama, kabut asap dari kathutla.

Paling baru, kemarin 18 September, ada dua penerbangan yang delay karena jarak pandang saat itu hanya 300 meter. 

Semua itu gegara kabut asap dampak dari kebakaran hutan dan lahan di Banua.

Editor


Komentar
Banner
Banner