bakabar.com, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat yang berada di 8 wilayah sesar aktif yang berpotensi gempa pada bulan Februari.
"Persebaran dari kegempaan pada bulan Januari hingga bulan Februari, kita melihat ada 8 kluster yang aktif yang berpotensi gempa," ungkap Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam Konferensi Pers Tim Intelenjen Bencana bulan Januari 2020 di Ruang Serbaguna Dr Sutopo Purwo Nugroho, Graha BNPB, Jakarta, dikutip bakabar.com dari Sindonews.com, Sabtu (01/02).
Delapan wilayah sesar aktif itu di antaranya di Nias, Bengkulu hingga Selat Sunda, Jawa Barat kemudian ada Bali, Lombok, Sumba, Laut Banda, kemudian Tolitoli di Gorontalo, Ambon di Seram, Laut Maluku dan Mamberamo di wilayah Timur Indonesia.
Di wilayah-wilayah tersebut, tegas Daryono aktivitas kegempaan pada bulan Februari perlu diwaspadai. Pasalnya, jika ada gempa besar di salah satu klaster maka akan terjadi gempa di klaster yang lain.
"Aktivitas gempa di klaster tersebut perlu diwaspadai, karena aktivitas gempa akan berakhir menjadi gempa susulan di klaster lain ketika terjadi gempa besar. Zona potensi gempa yang paling kita waspadai adalah di 8 klaster itu untuk bulan depan," jelasnya.
Potensi gempa di 2020 ini, kata daryono adalah belajar dari gempa yang melanda Indonesia sepanjang 2019 lalu.
"Bahwa di Indonesia sepanjang tahun lalu terjadi gempa yang merusak sebanyak 15 kali yang disebabkan oleh tumpukan lempeng hanya 4 kali yang terjadi di Banda, Laut Banten dan di Maluku," jelas Daryono.
Daryono menuturkan bahwa gempa yang merusak pada tahun 2019 tercatat ada 11 kali yang dipicu oleh sesar aktif. "Kita ber-euforia bahwa gempa selama ini karena megatrust, tapi jangan salah sesar aktif ini menjadi pemicu gempa di wilayah lainnya di 8 klaster yang sudah kita petakan," katanya.
Sehingga, tegas Daryono masyarakat perlu untuk mulai belajar mengenai potensi sesar-sesar ini. "Kami pun terus belajar dari tahun sebelumnya. Kami juga meningkatkan monitoring sistem kegempaan. Bahwa selama tahun 2019, kami juga memiliki capaian dalam membangun sebanyak 370 sistem monitoring gempa. Sehingga kita harapkan dapat membantu kita semua untuk mengidentifikasi potensi gempa yang akan terjadi," paparnya.(Sin)
Baca Juga: Sebelum ke Australia, Presiden Jokowi Hadiri HPN 2020 di Kalsel
Baca Juga: Marinir TNI AL Kirim Satgas Kemanusiaan ke Natuna, Ada Apa?
Baca Juga:Turun Hingga 109 Kilogram, Beda Arya Permana dan Titi Wati Atasi Obesitas
Baca Juga: Facebook Hapus Misinformasi soal Virus Corona
Editor: Aprianoor