gempa bumi

BMKG: Gempa Bermagnitudo 5,2 Guncang Laut Banda

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa bumi bermagnitudi 5,2 mengguncang di Laut Banda, Alor, Nusa Tenggara Timur, Minggu (14/5).

Featured-Image
Laporan BMKG terkait gempa bumi tektonik bermagnitudo 5,2 di Laut Banda, Alor, Nusa Tenggara Timur, Minggu (14/5/2023). (ANTARA/HO-BMKG).

bakabar.com, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa bumi bermagnitudi 5,2 mengguncang di Laut Banda, Alor, Nusa Tenggara Timur, Minggu (14/5).

Gempa dilaporkan tak berpotensi tsunami.

"Peristiwa ini terjadi pukul 13.13 WIB di wilayah Laut Banda, Alor, Nusa Tenggara Timur memiliki parameter update dengan magnitudo M5,2," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Minggu (14/5).

Baca Juga: Gempa Bumi Magnitudo 5,3 Guncang Provinsi Maluku, Ini Penyebabnya!

Daryono menerangkan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,29 derajat lintang selatan dan 124,67 derajat bujur timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 112 km arah timur laut Kota Alor, Nusa Tenggara Timur pada kedalaman 562 km.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi disebabkan adanya deformasi batuan akibat mekanisme slab pull pada Lempeng Banda," ujarnya.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun.

Baca Juga: Gempa Berkuatan Magnitudo 5,7 Guncang Kota Bima, Tidak Berpotensi Tsunami

Ia menjelaskan gempa menimbulkan guncangan di daerah Alor Timur Laut, Lembur, Alor Timur dengan skala intensitas III MMI atau terjadi getaran yang dirasakan nyata dalam rumah.

"Terasa getaran seakan akan truk melintas. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut," sebut dia.

Hasil pemodelan yang dilakukan BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi kali ini tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 13.30 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan.

BMKG mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

"Agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah," pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner