bakabar.com, JAKARTA - Pekan ini, mata uang kript; Bitcoin (BTC) masih labil. Pelaku pasar akan menyoroti Jackson Hole Economic Symposium yang dijadwalkan, Jumat (25/8).
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, mengatakan, semua mata investor akan tertuju pada momen ini.
Kata dia, hal itu diperlukan untuk mengukur perilaku The Fed dan berapa banyak lagi kenaikan suku bunga yang diharapkan pasar.
Baca Juga: Bitcoin Anjlok, Investor Harus Apa?
"Kita akan tunggu pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada September mendatang," katanya kepada bakabar.com, Selasa (22/8)
Selain itu, semua mata juga akan tertuju pada Ketua Fed, Jerome Powell. Sambutannya dapat menjadi prediksi kebijakan moneter.
Komentar Powel sebelumnya. Masih ada kemungkinan suku bunga terkerek naik hingga akhir tahun 2023.
Meskipun, Powel juga memberi harapan adanya penghentian kenaikan. "Akan ada rebound di pasar kripto," terangnya.
Lalu, dalam kondisi ini apa yang harus dilakukan oleh para investor? Kata Fyqieh, sikap wait and see adalah keputusan yang bijak.
"Investor Bitcoin bisa menilai volatilitas yang sideways dan cenderung jenuh," ungkapnya.
Lebih jauh, investor sebaiknya melakukan diversifikasi portofolio dengan menambahkan berbagai aset kripto.
"Ini dapat membantu mengurangi risiko dan memastikan bahwa portofolio tidak terlalu bergantung pada satu jenis aset saja," paparnya.
Baca Juga: Harga Bitcoin Anjlok, Elon Musk Jual Aset
Dalam pemberitaan sebelumnya. Investor disarankan untuk memakai strategi dollar-cost averaging (DCA) untuk mengamankan posisinya dalam jangka panjang.
Metode dollar-cost averaging melibatkan pembelian Bitcoin dalam jumlah tetap secara berkala. Tanpa memperhatikan fluktuasi harian harga.
"Dengan metode itu (DCA) investor berpotensi meraih keuntungan," jelasnya. Dapat mengurangi dampak volatilitas pasar terhadap investasi.