bakabar.com, JAKARTA – Kecelakaan maut yang melibatkan truk kembali terjadi. Terbaru, truk kontainer menabrak halte dan tiang Base Transceiver Station (BTS) di Jalan Sultan Agung, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Rabu (31/8). Kejadian tersebut disinyalir karena rem blong pada truk kontainer tersebut.
Kecelakaan maut ini menyebabkan 10 orang tewas dan 20 orang luka-luka. Beberapa korban diketahui merupakan siswa SD dan seorang pedagang bakso yang biasa berjualan di depan sekolah itu. Saat ini pihak kepolisian sedang melakukan pemeriksaan intensif terhadap pengemudi truk.
Menurut TMC Polda Metro Jaya, truk kontainer menabrak tiang BTS diduga mengalami rem blong. “Terjadi kecelakaan truk mengalami rem blong dan menabrak tiang BTS roboh dan menimpa kendaraan di Jl. Sultan Agung Kota Baru Bekasi Barat. Saat ini sedang dalam penanganan petugas laka lantas Kota Bekasi,” cuit TMC Polda Metro Jaya.
BACA JUGA: Truk Kontainer Tabrak Tiang BTS, 10 Orang Dinyatakan Tewas di Lokasi
Sebelumnya masih segar dalam ingatan, kejadian kecelakaan maut truk tangki Pertamina yang terjadi di daerah Cibubur, Kota Bekasi, Jawa Barat pada Senin (18/7). Peristiwa itu juga mengakibatkan sejumlah korban jiwa.
Lantas mengapa sering sekali terjadi kecelakaan yang disebabkan oleh rem blong pada truk? Catur Satyawira, Marketing Product Management Astra UD Trucks, mengungkapkan mengapa rem pada truk sering sekali mengalami blong.
“Salah satunya alasan rem sering blong pada truk, kalau bebannya besar bisa jadi berpengaruh ke daya dorong kendaraan. Hal itu menyebabkan pengereman tidak mampu menghentikan kendaraan dengan sempurna,” kata Catur kepada bakabar.com, Rabu (31/8).
Lebih jauh ia menjelaskan, bahwa pengemudi truk harus selalu memperhatikan cara perawatan sistem pengereman secara baik dan benar. Karena itu merupakan salah satu cara mencegah terjadi rem blong.
Dirinya pun memberikan kiat merawat sistem pengereman pada kendaraan berat, seperti truk dan bus. Menurutnya, yang pertama harus dilakukan adalah menguras air pada tangki angin setiap pagi sebelum truk beroperasi.
Selain itu, periksa tekanan udara dengan memantau pengukur tekanan instrument cluster, indikator harus menunjukan tekanan udara meningkat standard 8.04 bar (setiap kendaraan berbeda).
“Selanjutnya, periksa jarak pijak bebas pedal rem biasanya tidak berubah. Jika berkurang akan menyebabkan performa rem terhambat. Biasanya setiap kendaraan berbeda-beda,” terangnya.
Ia pun mngingatkan agar selalu periksa celah antara kanvas rem dan tromol rem dilakukan melalui lubang inspeksi pada setiap roda menggunakan feeler gauge dengan nilai jarak standard 0.4 sampai 0.6 pada tengah sepatu rem (setiap pabrikan kendaraan berbeda).
“Jangan lupa periksa kanvas melalui lubang inspeksi dari keausan jika sudah berundak atau aus gantilah dengan yang baru,” imbuhnya.
“Periksa apakah ada suara bising atau decit saat rem digunakan saat kecepatan rendah jika terdengar, kemungkinan kanvas rem longgar pastikan kembali kanvas rem dikencangkan ke sepatu rem dengan rivet,” tambahnya.
Terakhir perhatikan minyak remnya. Jika kendaraan masih dilengkapi dengan minyak rem pastikan ganti minyak rem sesuai dengan jadwal perawatannya setiap 60.000 km (setiap kendaran berbeda) dan jika menambahkan minyak rem pastikan menggunakan minyak rem yang mempunyai spesifikasi sama dengan sebelumnya.