bakabar.com, PALANGKA RAYA – Siapa sangka Benang Bintik, sebutan batik khas Dayak Kalimantan Tengah (Kalteng), mampu menjelajah pelosok Nusantara.
Batik dengan corak dan warna kental budaya Dayak ini ternyata cukup diminati.
Artinya, tidak kalah bersaing dengan batik khas Jawa dan daerah lainnya di Indonesia.
Misalnya “Batik Mata Andau” milik Yoga Rustaman.
Ia memproduksi batik jenis tulis dan cetak.
Kepada bakabar.com, Yoga mengaku jika kain batik yang diproduksinya sejak 2017 ini telah merambah hingga ke Merauke.
Harganya pun bervariasi sesuai bentuk dan motif. Dari Rp250 ribu sampai Rp2,2 juta.
“Kalau batik hasil olahan manual tentu lebih mahal, sedangkan jenis cap atau cetak cukup terjangkau dan jelas motifnya sangat eksklusif alias tidak pasaran,” ucap Yoga saat ditemui di Pameran Pesona Tambun Bungai 2022 di Kompleks KONI Kalteng, Kamis (4/8) sore.
Menurutnya, setiap orang memiliki khas masing-masing dalam membatik, dari teknik hingga bahan yang digunakan.
“Kalau produk kami banyak dipesan untuk dijadikan seragam sekolah, bahkan seragam kerja kantoran,” katanya.
Meski begitu, perjuangannya merintis usaha batik khas Dayak ini tak semudah membalikkan telapak tangan.
Halang rintang dan jatuh bangun pernah dirasakannya. Terlebih kala badai Covid-19 melanda.
Beruntung, ia bersama istri mampu melewatinya.
Kini, ia mendapat dukungan dari Bank Indonesia dalam hal pemasaran.
Mengingat, sejauh ini ia hanya bertumpu pada media sosial.
“Saat ini, kami masih terkendala SDM dan SDA dalam memproduksi kain batik khas Kalteng, sehingga harus berkolaborasi dengan mereka yang ada di pulau Jawa.”
“Semoga ke depan Batik Mata Andau ini semakin diminati masyarakat dan mewarnai perbatikan yang ada di Kalteng,” tandasnya.