Aktivis Kampus

BEM UI Merasa Diintimidasi Jelang Putusan MK

Kebebasan berekspresi di kalangan mahasiswa kerap mendapatkan intimidasi dari aparat keamanan, hal tersebut disampaikan Ketua BEM UI.

Featured-Image
Ketua BEM UI, Melki Sedek Huang mengaku kerap mendapatkan intimidasi jelang putusan MK. apahabar.com/rubiakto

bakabar.com, DEPOK - Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI), Melki Sedek Huang merasa diintmidasi. Ia sering dicari aparat.

"Pokoknya setiap BEM mau bikin diskusi, saya selalu ditelpon sama temen-temen Polda Metro Jaya, polres, Baintelkam dan Bareskrim mabes polri," akunya, Selasa (7/11) tadi.

Kata dia, aparat juga mengintervensi aktivitas mereka. Tentu saja tanpa alasan yang jelas.

Baca Juga: Denny Kecewa Paman Gibran Tak Dipecat MKMK: Saya Akan Tetap Kritis

"Disuruh apakah diskusinya bisa dibatalkan, apakah diskusinya bisa online aja, dan bisa nggak dialihkan jadi ini jadi itu," imbuhnya.

Menurutnya, saat ingin menggelar acara diskusi dirinya kerap diteror aparat penegak hukum untuk membatalkan kegiatannya. 

Meski begitu, Melki tetap kukuh untuk terus menjalankan kegiatannya. Ia tak begitu menggubris intervensi tersebut.

"Boleh dialihkan, boleh diubah menjadi online, tapi artinya jadi acara baru dan perlawanan baru. Tapi acara hari ini tetap jalan," tuturnya.

Pokoknya, intimidasi itu selalu ada. Bahkan sekitar sepekan lalu, ibunya di Pontianak sempat didatangi anggota TNI dan Polisi. Merea menanyakan kapan Melki pulang.

Baca Juga: Dua Capres Berhalangan, BEM UI Tunda Adu Gagasan

"Ibu saya dirumah telp. Ada orang dari TNI dan kepolisian datang ke rumah nanya-nanya ke ibu saya. Tanya kira-kira Melki balik ke Pontianak, Melky kira-kira kebiasaannya tiap malam ngapain," rincinya.

Tak hanya itu. Bahkan gurunya Melki di SMA Negeri 1 Pontianak juga kerap mendapatkan telpon dari aparat. 

"Menjelang putusan MK guru saya ditanya, Melki itu waktu di sekolah bagaimana, tiap hari kebiasannya apa dan sebagainya," ungkap dia.

Sebenarnya, tak cuma Melki yang merasa diteror. Teman-temannya juga. Mulai dari gerakan mahasiswa hingga gerakan rakyat civil society.

Baca Juga: Warga Kalteng Diintimidasi Imbas Proyek Food Estate Prabowo

Ia merasa ada yang salah degan konsepsi demokrasi. Ini tak benar. "Semua orang yang kritis, semua orang yang menyampaikan pendapat terus diintimidasi dan direpresi sampai segininya," keluh Melki.

Karena itu, ia mengimbau rekan-rekan aktivisnya untuk jaga diri. Kata Melki, kondisi kekuasaan makin mengkhawatirkan. 

"Tapi tidak satupun dari ancaman-ancaman itu membuat kami gentar. Artinya, kalau kami semakin banyak diancam, berarti kami sudah di jalan yang benar," tutupnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner