minyak makan merah

Belum Banyak Diketahui, Menteri Teten Ungkap Kandungan Nutrisi dalam Minyak Makan Merah

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Teten Masduki mengungkapkan minyak makan merah yang saat ini tengah serius dikerjakan oleh Kemenkop UKM.

Featured-Image
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki (Foto: Dok. Kemenkop UKM)

bakabar.com, JAKARTA – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Teten Masduki mengungkapkan minyak makan merah yang saat ini tengah serius dikerjakan oleh Kementerian Koperasi dan UKM memiliki manfaat kesehatan bagi tubuh.

“Minyak makan merah memiliki kandungan pro vitamin A dan vitamin E yang tinggi,” katanya seperti dilansir Antara, Rabu (9/11).

Teten bahkan mencontohkan kandungan minyak goreng berwarna bening yang sering digunakan saat ini tidak memiliki kandungan pro vitamin A dan E. Sebab, nutrisi tersebut dibuang melalui proses bleaching.

Baca Juga: Menkop UKM Ungkap Tiga Dampak Pembangunan Pabrik Minyak Makan Merah

Sejumlah negara tetangga seperti Malaysia sudah lama memiliki minyak makan merah yang diekspor ke China guna mengatasi stunting. Teten melihat hal itu bisa menjadi peluang bagi Indonesia.

“Minyak makan merah bisa jadi bagian dari program stunting. Bisa jadi produk yang kita tawarkan ke Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dengan menimbang minyak makan merah murah, sehat, dan tersedia. Kita tak perlu lagi mencari atau mengipor,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Kelompok Peneliti Hilirisasi Pusat Penelitian Kelapa Sawit Frisda Rimbun Pandjaitan mengatakan minyak makan merah sudah mulai diproduksi oleh Malaysia sejak era 2000-an.

Baca Juga: Proyek Percontohan Minyak Makan Merah Dimulai pada 2023

Negara tersebut sampai memasarkan produk tersebut sampai ke Afrika, India yang memiliki kultur migor berwarna merah. Terbaru, ekspor minyak makan merah juga sampai ke China sebagai pasar terbesar yang memanfaatkan komoditas itu untuk meningkatkan gizi dan kualitas anak-anak.

Bahkan, imbuh Frisda, China juga menyediakan kuota khusus untuk Malaysia jika hendak mengekspor minyak maakan merah.

“Minyak di Malaysia dan sekarang (di Indonesia) tidak ada bedanya karena bersumber dari minyak sawit yang kaya pro vitamin A dan E berfungsi untuk balancing ketika konsumsi lemak jahat dan lemak baik,” pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner