Tak Berkategori

Belajar dari YouTube, Petani Melon di Batola Ini Menuai Sukses

apahabar.com, MARABAHAN – Belajar bisa dari berbagai sumber. Demikian pula jalan Eko Susilo yang berhasil membudidayakan…

Featured-Image
Kepala Desa Sidomakmur, Marsan, bangga dengan keberanian Eko Susilo yang mencoba menanam melon sekalipun tanpa pengalaman. Foto-apahabar.com/Bastian Alkaf

bakabar.com, MARABAHAN – Belajar bisa dari berbagai sumber. Demikian pula jalan Eko Susilo yang berhasil membudidayakan melon di Barito Kuala.

Eko yang sehari-hari mengembangkan tanaman hortikultura di Desa Sidomakmur, Kecamatan Marabahan, sempat terjebak dalam rutinitas menanam semangka dan sayur-sayuran.

Lantas jalan pikiran pria 30 tahun ini terbuka untuk mencoba tanaman lain, setelah menyaksikan video budidaya melon.

“Saya mulai berniat menanam melon, setelah melihat video di YouTube. Oleh karena baru pertama kali menanam, saya membeli bibit jumbo yang diklaim tahan virus,” papar Eko, Kamis (30/7).

“Menanam pertama masih sedikit. Tetapi setelah tumbuh bagus, saya kemudian membeli bibit lagi dan mulai menanam lebih banyak,” sambungnya.

Banyak pelajaran yang dipetik Eko dari video YouTube tersebut. Mulai dari cara menanam, perawatan, hingga obat-obatan yang digunakan.

Kendati belajar tanpa tatap muka dan ketiadaan tempat konsultasi, pria yang mengaku hanya menamatkan Sekolah Dasar (SD) ini terbilang sukses membudidayakan melon.

“Dulu pernah ada warga yang menanam melon. Namun buah yang dipanen tidak sebagus milik Eko. Seiring keberhasilan ini, diharapkan warga lain bisa mengikuti,” sahut Marsan, Kepala Desa Sidomakmur.

“Tentu kami bangga memiliki petani muda seperti Eko yang berani mencoba dan membuktikan melon juga bisa ditanam di Sidomakmur,” imbuhnya.

Selain menjadi kebanggaan desa, Eko juga membuka peluang kepada warga lain untuk menambah pendapatan.

Sebelumnya Sidomakmur sudah mengandalkan sawit dan karet sebagai produk unggulan, selain memasok sayur-mayur di Pasar Marabahan dan sekitarnya.

Faktanya nilai ekonomis melon lebih tinggi dibanding semangka. Dari harga per kilogram saja, harga melon lebih tinggi dua hingga tiga kali lipat dibanding semangka.

“Kalau semangka seberat 1 kilogram seharga Rp3 ribu, melon bisa mencapai Rp8 hingga Rp9 ribu,” jelas Marsan.

“Petani juga dapat menekan risiko dalam pemasaran, mengingat ketahanan buah melon setelah dipetik, lebih baik ketimbang semangka,” pungkasnya.

Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner