Pendarahan Otak

Belajar dari Indra Bekti, Apakah Pendarahan Otak Harus Operasi?

Presenter Indra Bekti telah menjalani dua tindakan operasi usai dikonfirmasi mengalami pendarahan otak. Kedua tindakan itu memiliki fokus yang berbeda. 

Featured-Image
Presenter Indra Bekti. Foto: Dok. Liputan6.

bakabar.com, JAKARTA - Presenter Indra Bekti telah menjalani dua tindakan operasi usai dikonfirmasi mengalami pendarahan otak. Kedua tindakan itu memiliki fokus yang berbeda. 

"Yang saya tahu, operasi pertama itu tindakan menutup pembuluh darah yang pecah tadi. Kedua, baru menghilangkan pendarahannya," beber sang adik, Cipta, saat ditemui di RS Abdi Waluyo, ditulis Kamis (29/12).

Pascaoperasi, suami Aldilla Jelita itu ditempatkan di ruang ICU. Hal ini dikarenakan kondisinya masih memerlukan pantauan dari pihak rumah sakit.

Kejadian yang menimpa Bekti ini, boleh jadi, membuat Anda bertanya-tanya. Apakah orang yang mengalami pendarahan otak harus dioperasi? Juga, seperti apa tindakan yang bakal diberikan?

Tak Mesti Dioperasi

Melansir Cleveland Clinic, sebenarnya tak semua kasus pendarahan otak wajib dioperasi. Keputusan itu tergantung tingkat keparahan pendarahan otak, lokasi pendarahan, penyebab, sampai kondisi kesehatan penderita secara keseluruhan. 

Dokter biasanya menyarankan operasi pendarahan otak bila terjadi kondisi tertentu. Salah satunya, pendarahan memerlukan dekompresi atau tindakan medis untuk mengurangi tekanan dan mengurai pembekuan darah pada otak.

Selain itu, tindakan operasi juga disarankan bagi penderita yang di otaknya terdapat aneurisma. Ini adalah kondisi di mana pembuluh darah yang melebar atau menonjol karena dinding pembuluh melemah rentan pecah.

Juga, apabila penderita memiliki pembuluh darah abnormal penghubung vena dan arteri yang rentan pecah.

Seperti Apa Operasi Pendarahan Otak?

Operasi pendarahan di kepala disebut kraniotomi. Ini merupakan salah satu metode atau tindakan untuk mengobati sistem saraf. 

Kraniotomi sendiri adalah operasi besar dengan membuka rongga tengkorak. Selain itu, ada pula opsi microsurgery atau bedah mikro yang dilakukan dengan membuat saluran kecil di bagian otak terdampak.

Umumnya, durasi yang dibutuhkan untuk melakukan operasi kraniotomi berkisar antara tiga sampai lima jam. Namun, tidak dapat dipungkiri, ada juga beberapa kasus yang memakan waktu sampai belasan jam.

Sebagaimana operasi pada umumnya, pasien akan dibius. Bedanya, obat bius untuk operasi kraniotomi memiliki dosis yang cukup tinggi.

Berapa Lama Proses Pemulihannya?

Setelah operasi, kesadaran pasien bakal dimonitor, termasuk tanda-tanda vital lainnya. Tingkat kesembuhannya pun tergantung keparahan yang dialami. 

"Menilai tingkat kesadaran pasien dapat digunakan skala tertentu yang dilakukan oleh dokter dengan cara anamnesa dan pemeriksaan fisik," ujar Dokter Muhammad Ainul Rohman, dikutip dari laman Alodok, Kamis (29/12).

Masa pemulihan, sambung Ainul, juga tergantung dari respons tubuh pasien terhadap pemberian obat. Sebab itulah, pasien dianjurkan untuk tetap mematuhi arahan dari dokter bedah syaraf.

Arahan tersebut umumnya mencakup perawatan secara umum minimal satu minggu. Dengan catatan, hasil observasi menunjukkan perbaikan kondisi, kesadaran membaik, serta tanda-tanda vital kembali stabil.

Editor


Komentar
Banner
Banner