Sepak bola nasional

Belajar dari Kanjuruhan, Pakar Geram Aparat Kembali Pakai Gas Air Mata

Kesit Budi sangat menyayangkan pihak keamanan menggunakan gas air mata sebagai alat untuk melerai kericuhan supporter Gresik United

Featured-Image
Polisi terlihat menembakkan gas air mata ke arah suporter Gresik United yang ricuh di luar Stadion Gelora Joko Samudro, Minggu (19/11) sore. Foto: Tangkap layar video Instagram Kabarindoofficial

bakabar.com, JAKARTA - Kesit Budi Haryono selaku pengamat sepakbola, sangat menyayangkan pihak keamanan menggunakan gas air mata sebagai alat untuk melerai kericuhan suporter Gresik United.

Kesit tak memungkiri bahwa penggunaan gas air mata tersebut merupakan wewenang pihak kepolisian.

Namun, berkaca pada kejadian sebelumnya, gas air mata menjadi salah satu faktor penyebab banyaknya hilang korban jiwa di tragedi Kanjuruhan.

"Penggunaan gas air mata memang wilayahnya aparat kepolisian, namun sangat disayangkan kembali digunakan untuk melerai kerumunan suporter Gresik United," ungkap Kesit kepada bakabar.com, Selasa (21/11).

Ia juga tidak memungkiri situasi di lapangan seperti apa, sehingga pihak keamanan mengambil tindakan secara terukur menggunakan gas air mata kepada suporter.

"Kita juga harus melihat dari sisi di tempat kejadian pada saat itu seperti apa, tapi jika memang tidak harus menggunakan gas air mata untuk digunakan jadi amat sangat disayangkan," tuturnya.

Penggunaan gas air mata untuk melerai kericuhan suporter perlu dikaji kembali, meskipun penggunaannya saat ini sudah diluar stadion.

Sebab, akibat dari bentrok antara suporter Gresik United dan pihak keamanan telah menimbulkan puluhan orang luka-luka.

Terlebih kembali suporter sepak bola Indonesia dan pihak keamanan harus berkaca kembali pada tragedi Kanjuruhan dimana menelan banyaknya korban jiwa akibat penggunaan gas air mata tersebut.

"Kitakan sudah punya pengalaman lah ya, bagaimana karena gas air mata banyak korban berjatuhan di tragedi Kanjuruhan," pungkasnya

Editor
Komentar
Banner
Banner