Tokoh Inspiratif

Belajar dari Antoine Lavoisier, Ilmuwan yang Salah Jurusan

Salah jurusan merupakan fenomena yang lumrah dirasakan pelajar saat ini. Antoine Lavoisier rupanya juga pernah mengalami hal serupa

Featured-Image
Antoine Lavoisier, sang ilmuwan yang salah jurusan (Foto: Biografias y Vidas)

bakabar.com, JAKARTA - Salah jurusan merupakan fenomena yang lumrah dirasakan pelajar saat ini. Siapa sangka, ilmuwan bersejarah rupanya juga pernah mengalami hal serupa. Dialah Antoine Lavoisier, penemu hukum kekekalan massa. 

Pria kelahiran 26 Agustus 1743 yang akrab disapa Anton itu sangat menyukai sains. Alih-alih menekuninya, dia malah berkuliah di jurusan hukum lantaran ingin mengikuti jejak sang ayah.

Kala itu, ayah Anton merupakan seorang pengacara ternama di Parlemen Paris. Kesuksesan yang demikian menjadi panutan bagi Antoine kecil, sehingga dia bertekad ‘menyetarakan diri’ dengan sang ayah.

Berulang Kali Berpindah Bidang

Alhasil, ketika Anton menginjak usia 18 tahun, dia pun mengenyam pendidikan hukum. Namun, rasa penasarannya terhadap geologi begitu kuat, sehingga juga mempelajari ilmu itu di bawah didikan Jean Etienne Guettard sejak 1763 hingga 1767. 

Di tengah belajar dan memahami ilmu geologi, lagi-lagi, Anton melakukan sesuatu yang tidak sejurus dengan apa yang sedang dia tekuni. Kala itu, Anton menulis sebuah makalah tentang bagaimana meningkatkan penerangan jalan di Paris.

Naskah itu bahkan sampai dipublikasikan. Hingga akhirnya, pada 1768, Anton terpilih ke Royal Academy of Science dan bergabung dengan Farmer's General, yakni perusahaan swasta yang mengumpulkan pajak dan tarif untuk pemerintah.

Barangkali sejak itu pula lah, ketertarikannya akan dunia politik mulai muncul. Anton memiliki berbagai macam ide tentang dunia politik. Dengan pemikiran perlunya Revolusi Perancis, dia berperan aktif sebagai komite yang prihatin terhadap kondisi perekonomian negaranya.

Di sisi lain, kecintaan Anton terhadap sains yang sudah ditunjukkan sejak kecil membuatnya terus belajar. Kegigihan itu lantas membuahkan hasil, di mana pada 1789, Antoine berhasil menggemparkan dunia kimia.

Buah Pemikiran sang Bapak Kimia Modern

Saat itu, ilmu kimia masih tergolong ke masa Kimia Klasik, di mana teori-teori kimia yang berkembang masih mempersoalkan air yang akan menjadi residu jika dipanaskan terus-menerus. Ilmuwan berpikir bahwa dengan memanaskan air, lama kelamaan air akan berubah menjadi tanah.

Pada masa itu juga, Antoine memaparkan hasil risetnya di Traité Élémentaire de Chimie. Dia mencoba mereaksikan cairan merkuri dengan gas oksigen di wadah dalam ruang tertutup, sehingga menghasilkan merkuri oksida berwarna merah.

Bila merkuri oksida dipanaskan kembali, maka senyawa tersebut akan terurai menghasilkan cairan merkuri dan gas oksigen yang jumlahnya sama seperti awal. Dengan hasil seperti ini, muncullah Hukum Lavoisier, atau yang dikenal dengan Hukum Kekekalan Massa.

Hukum tersebut berbunyi, “massa zat sebelum reaksi, sama dengan massa zat setelah reaksi”. Secara prinsip, Hukum Kekekalan Massa mirip dengan Hukum Kekekalan Energi, di mana energi hanya dapat berubah bentuk, tanpa bisa diciptakan maupun dihapus.

Hukum Kekekalan Massa membuktikan bahwa massa dari materi yang ada di dunia tidak pernah berubah. Satu hal yang perlu diingat dalam hukum ini adalah, sistemnya harus tertutup.

Sebagai contoh, membakar kayu di dalam wadah kaca tertutup. Massa kayu sebelum dibakar akan sama dengan massa setelah dibakar.

Penelitian ini seketika mengubah masa Kimia Klasik menjadi masa baru, Kimia Modern, yang melahirkan landasan hukum-hukum kimia dasar. Antoine pun dinobatkan sebagai Bapak Kimia Modern.

Editor


Komentar
Banner
Banner