Tak Berkategori

Begini Cara Menentukan Arah Kiblat

apahabar.com, MARTAPURA – Menghadap ke arah kiblat merupakan syarat sahnya shalat. Untuk itu, penentuan arah kiblat…

Featured-Image
Ket: Kepala KUA Kecamatan Aranio, Muhammad Sanusi saat membantu mengecek arah kiblat musholla Al Hijrah, Polsek Mataraman.Foto: apahabar.com-AHC 15

bakabar.com, MARTAPURA - Menghadap ke arah kiblat merupakan syarat sahnya shalat. Untuk itu, penentuan arah kiblat menjadi penting dalam pembangunan tempat ibadah umat Islam, seperti masjid dan mushalla. Penentuannya mudah saja, asal tahu aturannya.

Satu di antara orang yang ahli dalam penentuan arah kiblat ini adalah Kepala KUA Kecamatan Aranio, Muhammad Sanusi. Sanusi memperlihatkan kepiawaiannya menentukan arah kiblat di awal pembangunan mushalla Polsek Mataraman belum lama ini.

Dia mengatakan, untuk menentukan arah kiblat kita harus mengetahui arah Barat, setelah itu geser 22 derajat ke kanan.

“Jika menurut ahli Ilmu Falaqiyah (astronomi), ketika kita sudah menemukan arah Barat, kemudian digeser ke arah kanan sebanyak 22,85 derajat. Namun karena ada koneksi magnetic 1 derajat maka kita kurangi, jadi kita arahkan di 22 derajat,” ucapnya.

Sanusi menyebut, ada perbedaan aturan atau ukuran di berbagai daerah dalam menentukan arah kiblat. Namun jangan khawatir, hal itu sekarang dimudahkan dengan adanya tabel yang menetapkan per wilayah sesuai dengan Ilmu Falaqiyah.

Arah kiblat, sambung Sanusi, pasti terjadi pergeseran di tiap tahunnya.

“Namun tidak banyak, untuk 1 derajatnya itu puluhan tahun,” ungkapnya.

Lebih lanjut Sanusi membeberkan, dalam menggunakan kompas harus terhindar dari magnet dan besi agar kompas bisa berfungsi dengan baik.

“Semua kompas bisa kita gunakan, termasuk kompas penunjuk kiblat yang dijual di pasar,” katanya.

Menurut Sanusi, peralatan yang digunakan untuk menentukan arah kiblat di antaranya adalah kompas, penggaris busur dan juga tali untuk menghitung derajat. Namun dirinya menyarankan agar menggunakan lebih dari 1 kompas sebagai perbandingan.

Tak hanya itu, lanjut Sanusi, menentukan arah kiblat juga bisa dilakukan dengan melihat bayangan.

“Namun pada bulan-bulan tertentu ada masanya matahari tepat berada di atas kakbah,” ucapnya.

Sanusi mengatakan, pada saat darurat berada di hutan bisa menggunakan media kulit kayu, namun tidak seakurat menggunakan kompas.

“Ketimbang tidak ada,” ujarnya.

Menghadap kiblat, kata Sanusi, adalah sarat sah shalat.

"Minimal kita sudah zhon (berusaha) mencari arah kiblat. Dan 60 persen kita meyakini kalau itu kiblat, jadi tidak disarankan 100 persen yakin kalau itu arah kiblat,” pungkasnya.

Baca Juga: Kabar Duka, Satu Lagi Jemaah Haji Kalsel Wafat

Baca Juga: Selamat, Akhirnya Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Esemka

Reporter: AHC 15
Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner