bakabar.com, BANJARBARU – Polisi membantah menabrak lalu menyeret Yurdiansyah alias Iyur (45) yang sudah dalam kondisi tak berdaya dalam peristiwa penembakan Gang Bina Remaja, Martapura.
Fakta baru lainnya, polisi membeberkan sederet alasan mengapa lima butir peluru yang dilepaskan sebagai tembakan pembelaan diri bersarang tepat di tubuh terduga pengedar sabu tersebut.
Versi kepolisian, Jumat 1 April 2022, Tim Satresnarkoba Banjabaru berhasil menangkap H dan B di Jalan Pangeran Suriansyah, Kawasan Komet.
Kedapatan memiliki peralatan hisap sabu, keduanya digelandang ke Polsek Banjarbaru Utara.
Saat dilakukan interogasi, keduanya mengaku baru saja mengonsumsi sabu. Saat didalami, kedua pelaku mengaku mendapat barang haram itu dari S.
Namun pengembangan ke S tidak ditemukan sabu. S mengaku hanya mengambilkan narkotika itu dari Yurdiansyah alias Iyur lalu diserahkan ke H dan B.
Dua hari berselang atau pada Minggu malam, 3 April 2022, dua polisi berpakaian sipil ditugaskan menyergap Iyur. Polisi membantah melakukan penabrakan terhadap Iyur.
“Dengan membawa S menuju kediaman Iyur, namun baru di persimpangan gang, posisi sempit saat penyergapan dan Iyur melakukan perlawanan,” kata Perwira Unit Intel, Agus mewakili Kapolsek Banjarbaru Utara, Kompol Shofiyah kepada bakabar.com, baru tadi.
Kapolsek lalu menjelaskan jika Iyur menyerang petugas menggunakan senjata tajam jenis belati, bukan parang sebagaimana yang dilihat oleh sejumlah saksi mata.
Tembakan peringatan sudah dikeluarkan. Polisi sempat mundur karena merasa gerak-gerik Iyur membahayakan keselamatan petugas dan S.
“Lantaran terus diserang dengan menghunuskan pisau, meski sudah mundur, kami terpaksa melakukan tindakan tegas terukur [tembakan],” jelas kapolsek.
Kapolsek kemudian menyebut saat itu situasi di lapangan gelap, sehingga dua anak buahnya tidak melihat jelas ke arah mana tembakan dilepaskan.
Petugas, kata Kapolsek, melepas sebanyak lima kali tembakan yang semuanya bersarang di tubuh Iyur. Polisi juga mengaku tidak menyeret Iyur ketika telah berhasil dilumpuhkan.
“Saat kejadian, tidak ada warga yang berani menolong pelaku. Karenanya Iyur langsung kami bawa ke rumah sakit,” ujarnya.
Setelah berhasil dilumpuhkan, polisi kemudian menemukan barang bukti narkoba jenis sabu di saku celana Iyur.
Kronologi versi polisi ini jelas berbeda dengan versi keluarga almarhum Iyur. Satu-satunya kesamaan, hanya pada lokasi kejadian.
Versi Keluarga
Iyur tewas dalam penggerebekan kepolisian tak jauh dari kediamannya di Gang Bina Remaja, Desa Jawa Laut, Martapura, Kabupaten Banjar, pada malam kedua Ramadan 2022.
Pada insiden sekira pukul 23.30 itu saat penembakan berlangsung, adik kandung korban, Wahyu sedang tadarusan di samping rumah Iyur.
"Kejadiannya persis di samping rumah saya. Korban waktu itu sedang duduk di kursi main HP," kata Wahyu saat ditemui bakabar.com di kediamannya, Selasa (5/4).
Meski tak melihat secara langsung, kata dia, cukup banyak saksi yang menyaksikan. Termasuk istri Wahyu yang sedang di dalam rumah.
"Ketika almarhum duduk di kursi ini, datang dua orang polisi bersepeda motor bersama satu tersangka Upi Bolot di tengah, langsung menabrakkan kendaraan ke almarhum dengan keras. Almarhum yang merasa tidak ada masalah, begitu ditabrak terkejut 'lah," terangnya seraya menunjuk sebuah kursi yang berada tepat di samping rumah.
Iyur, kata Wahyu, saat itu memang membawa parang. Sajam diletakkan di bawah kursi. Namun, kata dia, warga setempat sudah terbiasa membawa parang hingga tombak saat malam hari.
"Karena banyak ular berkeliaran sejak banjir sampai sesudah banjir. Dan almarhum ini paling takut sama ular, bahkan sama belut saja takut," ungkapnya.
Sejurus kemudian terdengar suara tembakan sampai empat kali. Lokasinya hanya beberapa meter dari kursi ia duduk.
"Istri saya mendengar dari rumah empat kali tembakan itu," ujarnya.
Hanya saja, mereka tidak tahu apakah empat tembakan itu langsung ke arah badan korban atau ke atas sebagai tembakan peringatan.
"Saya tidak melihat. Namun yang kita tahu di sini mengabarkan ada luka (tembak) dua di kaki dan di badan," katanya.
Setelah itu, lanjut Wahyu, korban diseret ke depan melalui jalan samping antara dua rumah warga. Sesampainya di depan, letupan tembakan kembali terdengar.
"Kalau yang di depan itu kurang tahu berapa kali ada tembakan, cuma banyak saksi di sana," jelasnya.
Waktu korban diseret sampai di depan, kata Wahyu, kakaknya itu tampak sudah tidak berdaya. Tak ada perlawanan. Dari keterangan saksi yang melihat, Iyur ditembak lagi oleh polisi seraya berkata, "Mati 'lah kamu."
Usai penembakan, sejurus kemudian mobil berkelir hitam datang. Iyur langsung dibawa ke rumah sakit. Kata Wahyu, tak ada satu pun keluarga yang mendampingi. Tak lama, ketua RT setempat disuruh ke rumah sakit. Namun kedatangannya terlambat.
"Korban sudah wafat," jelasnya.
Disinggung sikap keluarga terkait peristiwa berdarah ini, Wahyu masih menunggu hasil musyawarah. Sejauh ini, kata dia, pihaknya masih memikirkan solusi atas dampak daripada kejadian ini mengingat Iyur adalah tulang punggung keluarga.
Sudah Sesuai SOP
KronologisPenyergapan Maut di Martapura: Ditabrak, Lalu Diseret, Iyur Tewas Ditembak
Kapolres Banjarbaru AKBP Dody H Kusumah memastikan peristiwa penembakan Gang Bina Remaja telah diproses tim propam Polda Kalsel.
Informasi yang diterima Dody, penyergapan malam itu sudah sesuai standar operasional prosedur (SOP) kepolisian.
"Sebab anggota yang melaksanakan tugas mau ditusuk oleh tersangka. Begitu katanya saat saya tanyakan ke Kasubdit Paminal Polda Kalsel," ujar Dody, Sabtu (13/8).
Terkait dua anggota yang terlibat penembakan Iyur, ia pun membeber jika saat ini masih aktif bertugas di Polsek Banjarbaru Utara.