bakabar.com, JAKARTA - Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Andriko Noto Susanto melepas ekspor pala ke Belanda, di Kota Manado, Kamis (5/10).
Andriko mengungkapkan komitmen Bapanas dalam mendorong penerapan standar keamanan pangan guna menjamin kualitas produk pangan terutama yang menjadi komoditas ekspor. Hal itu penting karena dengan produk pangan yang terjamin keamanannya akan meningkatkan daya saing produk pangan di pasar global.
"Urusan ekspor pangan agar jangan sampai terganggu, terutama terkait HC (Health Certificate) sebagai standar keamanan pangan yang disematkan pada produk yang akan diekspor. Jika terjadi penolakan di negara tujuan menyebabkan dampak berantai yang dirasakan dari eksportir hingga terlebih ke petani," ungkap Andriko dalam keterangannya, Kamis (5/10).
Ekspor tersebut dilakukan oleh CV Gunung Intan Permata dan CV Indospice yang dikenal sebagai eksportir terbesar pala di Provinsi Sulawesi Utara. Masing-masing Health Certificate yang terbit tahun 2023 sebesar 49 HC oleh CV Gunung Intan atau setara 750 ton Pala, disusul CV Indospice dengan 21 HC hingga bulan Oktober 2023 atau setara 126,7 ton pala.
Baca Juga: Udang Dominasi Ekspor Hasil Laut Indonesia
"Dengan kata lain CV Gunung Intan menyumbang lebih dari 50% ekspor pala dari Sulawesi Utara," ujarnya.
Andriko menjelaskan peran ekspor sebagai salah satu faktor peningkatan pertumbuhan ekonomi negara, maka Bapanas selaku Otoritas Kompeten Keamanan Pangan (OKKP) sesuai mandat Undang-Undang 18 Tahun 2012 tentang Pangan akan terus memberikan perhatian terhadap upaya peningkatan kinerja ekspor.
"Untuk Sulawesi Utara, Bapanas telah menerbitkan 100 HC pada tahun 2022 dan 72 HC pada tahun 2023. Dari sejumlah HC tersebut, CV Indospice pada tahun 2022 telah mengajukan permohonan 27 nomor HC atau setara dengan 206,8 ton ekspor Pala. Hingga dengan bulan Oktober 2023, CV Indospice telah mengajukan permohonan 21 nomor HC atau setara dengan 126,7 ton," papar Andriko.
CV Indospice merupakan eksportir terbesar kedua di Sulawesi Utara, memiliki gudang berkapasitas 100 ton dan melaksanakan ekspor ke Eropa dan Amerika dengan volume total 30 ton per bulan.
Baca Juga: Bapanas Pastikan Stok CBP Siap Setiap Saat
Jenis pala yang diekspor merupakan Pala Broken dan Pala Reconditions berasal dari daerah Siau, Talaud, Sanger, dan Ternate. Dalam 1 tahun terakhir, semua hasil pengujian mikotoksin pada pala yang diekspor oleh CV Indospice telah memenuhi standar Uni Eropa.
Saat ini kegiatan ekspor tumbuh tinggi sebesar 11,68â (yoy). Angka itu menyumbang pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I 2023 sebesar 5,03â (yoy), sedikit meningkat dibandingkan pada triwulan sebelumnya 5,01â (yoy).
Khusus terkait penolakan ekspor di luar negeri, Andriko memastikan Bapanas berupaya mengurangi notifikasi tersebut dengan menyelenggarakan bimbingan teknis untuk meningkatkan kompetensi petugas pengambil contoh pala sesuai dengan EU regulation 401/2006, bekerja sama dengan EU Better Training Safer Food (EU BTSF).
"Bapanas juga menginisiasi pelatihan rutin bagi Petugas Pengambil Contoh (PPC) dari OKKP-Daerah, serta pelatihan pengujian aflatoksin bagi laboratorium uji yang ada di Indonesia," tandasnya.