bakabar.com, JAKARTA – Jemaah haji lansia rentan terkena penyakit. Apalagi jika mereka sudah memiliki penyakit bawaan.
Berdasarkan data Siskohatkes-Kemenkes dalam laman haji Kementerian Agama RI (Kemenag RI), hingga hari ke 55, tercatat sebanyak 656 jemaah wafat saat tengah menunaikan ibadah haji. Angka tersebut bahkan lebih tinggi dibandingkan data pada 2015 dan hampir menyentuh jumlah jemaah yang wafat pada 2017.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam di KKHI Makkah dr. Arfik Setyaningsih Sp.PD menyampaikan bahwa kondisi kekebalan atau daya tahan tubuh Lansia berbeda dengan daya tahan tubuh orang dewasa pada umumnya.
Selain itu, perubahan imunitas jemaah haji Lansia dapat dipengaruhi oleh proses penuaan, banyaknya penyakit kronis atau penyakit penyerta dan faktor eksternal seperti stres, kelelahan, dehidrasi, dan penyesuaian iklim.
Baca Juga: Serangan Jantung Mendominasi Penyebab Kematian Jemaah Haji Debarkasi Solo
Menurut dr. Arfik penyakit kronis yang sudah diderita jemaah haji Lansia seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit paru kronis, penyakit jantung, stroke, pikun/demensia dapat memperburuk kondisi Lansia yang mengalami infeksi paru.
“Penanganan infeksi paru pada Lansia, dokter geriatri akan berkolaborasi dengan dokter spesialis paru, dan dokter spesialis lainnya jika ada penyakit kronis lain untuk menetapkan tujuan terapi kepada pasien tersebut. Contohnya saat terjadi infeksi paru-paru maka akan kami berikan antibiotik, obat batuk, oksigenasi dan lain-lain,” ujarnya seperti disampaikan melalui laman Kemenkes.go.id.
Tips Jaga Kesehatan untuk Jemaah Lansia
Petugas haji dari media, Lutfi Dwi Pujiastuti mengatakan saat ini peserta haji yang masuk dalam keberangkatan gelombang pertama sedang dalam tahap pemulangan.
“Saat ini jemaah haji dalam proses pemulangan ke indonesia. Untuk para jemaah haji gelombang satu proses pemulangannya dari 4 juli sd 18 juli 2023,” ujarnya kepada bakabar.com, Senin (17/7).
Sementara untuk peserta haji yang mengikuti keberangkatan gelombang kedua, saat ini sedang dalam perjalanan dari Mekkah menuju Madinah.
Luthfi juga menyampaikan, sejauh ini kondisi jemaah lansia rata-rata sehat. Rekan satu kloter dan petugas haji sigap memberikan bantuan dan pelayanan.
“Sejauh ini jemaah lansia yang kondisinya sehat rata-rata, meski tak ada pendamping banyak rekan-rekan satu kloter yang saling membantu. Petugas haji juga sigap memberikan bantuan dan pelayanan,” ujarnya memastikan.
Bagi peserta haji yang sakit, mereka telah dirawat di Klinik kesehatan haji indonesia yang ada di mekkah maupun madinah. Namun, jika kondisinya parah mereka dirujuk ke rumah sakit rumah sakit yang ada di arab saudi.
Baca Juga: Hilang 12 Hari, Jemaah Haji Probolinggo Meninggal Dunia di Mina
Untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan, berdasarkan pengalamannya mendampingi jemaah haji tahun ini, Lutfi membagikan tips untuk menjaga kesehatan bagi peserta haji lansia. Berikut sejumlah tips yang dibagikannya:
• Cek kondisi kesehatan secara berkala sebelum berhaji, lakukan Medical Check up menyeluruh
• Fisik harus kuat karena ibadah haji adalah ibadah fisik
• Saat tiba di tanah suci, untuk lansia dan uzur jangan memaksakan melakukan ibadah sunnah berlebih. Utamakan yang wajib dan rukun supaya seluruh rangakaian haji bisa berjalan sempurna hingga puncak haji
• Minum seteguk demi seteguk untuk mencegah heat stroke dan dehidrasi
• Bawa spray air untuk semprotkan di wajah saat cuaca panas
• Terakhir pastikan selalu mendapat istirahat dan makan yang cukup