bakabar.com, BARABAI – Wakil Gubernur Kalsel, Muhidin mendukung rencana pembangunan embung demi mengatasi banjir tahunan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).
Langkah konkretnya, Muhidin memastikan Pemprov Kalsel membantu Pemkab HST membebaskan lahan pembangunan embung sebesar Rp15 miliar dalam APBD Kalsel 2022.
“Sudah kita masukkan dalam anggaran pembebasan lahan embung sebesar Rp15 miliar pada tahun 2022,” kata Muhidin di Banjarmasin, Rabu (15/12) dikutip bakabar.com dari Antara.
Pembangunan embung sebagai langkah jangka pendek untuk mengatasi banjir yang selalu terjadi di HST dan banyak menghancurkan rumah masyarakat dan fasilitas umum daerah.
“Saat ini pemerintah sedang melakukan proses pembebasan lahan di lokasi embung tersebut,” katanya.
Muhidin mengungkapkan permasalahan banjir di HST harus ditangani dengan serius, karena selama tahun 2021 saja, wilayah ini sudah empat kali dilanda banjir besar; satu pada awal 2021 dan tiga kali pada November 2021.
“Bayangkan tidak ada di daerah lain tiga kali banjir, ini yang perlu kita tangani serius,” katanya.
Ia menyebut alasan membangun embung, bukan bendungan, karena bendungan mungkin tidak akan disetujui pusat dalam waktu dekat.
“Jadi sambil menunggu persetujuan pembangunan bendungan, untuk pembangunan jangka pendek, dibangun dulu embung, sehingga banjir bisa diatasi lebih cepat,” katanya.
Selain pembuatan embung, pemerintah juga melakukan normalisasi sungai dengan membersihkan sampah sisa banjir, serta akan melebarkan jalan dari Kayu Bawang hingga Pantai Hambawang Timur, sebagai akses alternatif jika Kota Barabai terisolasi.
Muhdin melanjutkan perlu dibersihkan sampah di Sungai Barabai sepanjang 3 kilometer mengingat tumpukan sampah tersebut mengganggu kelancaran arus air, sehingga mengurangi kemampuan daya tampung sungai.
“Ada sekitar tiga kilometer tumpukan sampah di Sungai Barabai, itu yang menghambat arus air,” katanya.
Sebelumnya, Muhidin ikut menghadiri ekspose hasil kajian penyebab banjir di HST Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemen LHK) RI bersama tim dari Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Lambung Mangkurat (ULM).