bakabar.com, PALANGKA RAYA - Banjir yang merendam 17 kelurahan di Palangka Raya sejak dua pekan lalu, berangsur mulai surut, Sabtu (26/11).
Dari pantauan di lapangan, penurunan debit air mulai 10 sentimeter hingga 20 sentimeter. Dibandingkan sehari sebelumnya, Jumat (25/11), penurunan debit air terbilang cukup cepat.
Situasi ini membuat banyak pengungsi meninggalkan posko untuk kembali ke rumah masing-masing. Salah satunya posko pengungsian di Jalan Sakan dan Gedung KNPI Kalimantan Tengah.
"Saya bersyukur air sudah mulai surut dan semoga banjir ini tidak terjadi lagi. Sebelumnya air di dalam rumah setinggi atas lutut," papar Rini, salah seorang korban banjir yang tinggal di Jalan Anoi Palangka Raya.
Selain pemukiman warga, aktivitas di Pasar Kahayan juga mulai menggeliat. Sejumlah pedagang terlihat mulai membuka lapak, karena air yang sempat merendam kawasan ini juga jauh berkurang.
Sebelumnya ketinggian banjir, terutama kawasan di bantaran Sungai Kahayan dan Sungai Rungan mencapai 50 sentimeter hingga bahkan 1 meter. Akibatnya ribuan rumah warga di Kecamatan Pahandut, Jekan Raya, Sabangau dan Bukit Batu terendam.
Kondisi banjir di Palangka Raya berbanding lurus dengan penurunan intensitas hujan yang terjadi di wilayah hulu Sungai Kahayan, tepatnya di Kabupaten Gunung Mas.
Kendati demikian, status tanggap darurat banjir yang ditetapkan Pemkot Palangka Raya masih diberlakukan hingga 29 November 2022 mendatang.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Palangka Raya, banjir terjadi di 17 kelurahan dan 4 kecamatan. Sekitar 28.383 jiwa terimbas dan 134 kepala keluarga atau 391 jiwa harus mengungsi.