bakabar.com, JAKARTA - Body count agaknya menjadi kebanggan tersendiri bagi segelintir anak muda masa kini. Istilah itu dimaknai sebagai jumlah pasangan yang pernah berhubungan seksual dengan seseorang.
Sederhananya, body count menyatakan secara tersirat bahwa seseorang sering bergonta-ganti pasangan seksual. Tak sedikit kawula muda yang seolah memamerkan body count mereka. Ini terbukti dengan sempat viralnya istilah tersebut di TikTok.
Sekira Januari lalu, menyeruak beragam video menggunakan #bodycount. Rata-rata video yang memakai tagar itu berisi wawancara terhadap banyak orang perihalbody count mereka. Alih-alih tersinggung, mereka justru menjawabnya sebagai candaan.
Kebiasaan berganti pasangan seks sejatinya berdampak buruk bagi kesehatan. Ada berbagai risiko yang mengintai kesehatan, di antaranya terkait kondisi mental, seperti mengalami stres, depresi, hingga gangguan cemas.
Body count dengan jumlah tinggi juga berisiko sederet berbagai gangguan kesehatan yang berbahaya. Sebaiknya waspada terhadap penyakit berbahaya yang mungkin dialami ketika Anda sering bergonta-ganti pasangan seksual.
Merangkum berbagai sumber, berikut adalah gangguan yang mengintai kesehatan akibat hobi berganti pasangan:
Sifilis
Sifilis adalah infeksi bakteri kronis yang disebabkan Treponema pallidum. Penyakit ini ditularkan melalui kontak langsung dengan anggota tubuh orang lain yang terluka infeksi tersebut, seperti mulut, penis, vagina, dan dubur.
Gejala sifilis juga berbeda-beda disesuaikan dengan tingkat penyakit yang dialami, mulai dari sifilis primer, sekunder, laten, hingga tersier. Jangan ragu untuk bertanya pada dokter ketika Anda mengalami luka kecil pada area yang rentan terkena sifilis.
Gonore
Gonore dapat dialami siapa saja, baik wanita maupun pria. Bukan hanya pada bagian kelamin, penyakit ini juga bisa terjadi pada bagian tenggorokan dan anus.
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri ini penularannya terjadi melalui hubungan intim. Pada pria, gonore menyebabkan munculnya nanah dan nyeri saat buang air kecil. Sedangkan pada wanita, terjadi keputihan yang disertai perdarahan di luar masa menstruasi.
Herpes
Herpes simplex virus dan Varicella zoster virus merupakan dua jenis virus yang menyebabkan herpes, di mana cenderung menyerang kelompok yang hobi berganti pasangan seksual. Juga, berisiko dialami oleh orang dengan daya tahan tubuh lemah.
Biasanya pengidap herpes tidak akan menyadari penyakit yang dialaminya. Gejala akan muncul setelah 12 hari terpapar oleh virus penyebab gangguan tersebut.
Ada beberapa gejala yang menandakan herpes, seperti sakit atau gatal pada area kelamin, muncul benjolan merah yang berisi cairan nanah, dan kulit mengering. Benjolan pun dapat pecah dan membentuk luka, sehingga membuat buang air kecil terasa nyeri.
HIV
Risiko penularan HIV lebih tinggi pada orang-orang yang yang berhubungan seksual dengan lebih dari satu pasangan. Penularannya terjadi lewat darah yang terinfeksi dari penggunaan jarum bersama atau terpapar pada bagian tubuh yang terluka.
Sayangnya, belum ada pengobatan yang bisa mengatasi penyakit ini. Meski begitu, tetap saja ada perawatan yang bisa dilakukan untuk menurunkan gejala dan risiko perburukan penyakit.
Itulah beberapa penyakit berbahaya yang mengintai kesehatan kalau hobi berganti pasangan seksual. Guna mengurangi risiko terpapar gangguan tersebut, CDC menyarankan agar setiap orang hanya berhubungan seksual dengan satu pasangan.
Tindakan pencegahan juga dapat dilakukan saat berhubungan seksual, seperti menggunakan kondom. Atau, bisa juga melakukan aktivitas seksual yang memiliki risiko penularan lebih kecil dibandingkan seks anal atau vaginal.