Hot Borneo

Bakul Purun Batola Makin Tersohor, Sudah Terima 2.000 Pesanan dari Jakarta

apahabar.com, MARABAHAN – Pesona bakul purun dari Barito Kuala semakin tersohor. Dibuktikan dengan pemesanan 2.000 bakul…

Featured-Image
Hasil kreasi pengrajin anyaman purun di Barito Kuala mulai mendapatkan perhatian dari luar Kalimantan Selatan. Foto: Istimewa

bakabar.com, MARABAHAN – Pesona bakul purun dari Barito Kuala semakin tersohor. Dibuktikan dengan pemesanan 2.000 bakul purun dari Jakarta.

Ribuan bakul dari pengrajin di Batola itu dipesan Eka Diyah Rusyati, istri Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Letjen TNI Muhammad Herindra.

“Kebetulan istri Wamenhan pernah mengunjungi sentra produksi bakul purun di Bakumpai dan Belawang,” papar Plt Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoppperindag) Batola, Wahyu Adibawono, Senin (11/7).

“Namun jenis bakul yang dipesan bukan terbuat dari purun tikus, melainkan purun danau yang bertekstur lebih besar,” imbuhnya.

Selain terbuat dari purun danau, 2.000 bakul pesanan itu juga berbentuk lebih panjang dari ukuran biasa dan tidak memiliki motif apapun.

“Kebetulan orang luar lebih menyukai yang natural. Insyallah pesanan 2.000 bakul purun ini sudah rampung dikirim September 2022,” tegas Wahyu.

Adapun proses pengerjaan diserahkan kepada sejumlah pengrajin anyaman purun di Batola. Salah satunya Kelompok Usaha Bersama (KUB) Anyaman Bahalap di Kecamatan Bakumpai.

“Alhamdulillah bakul purun dari Batola sudah semakin terkenal. Kami pun baru saja menyelesaikan 1.450 bakul purun pesanan Pemprov Kalimantan Selatan,” papar Tri Fatimah, founder Anyaman Bahalap.

Sementara bahan baku purun danau yang diperoleh dari petani di Desa Batik maupun Sungai Lirik, juga terbilang memadai.

“Insyallah penyelesaian pesanan 2.000 bakul purun itu bisa sesuai target. Biasanya satu orang pengrajin mampu menyelesaikan sekitar 10 bakul purun dalam sehari,” tandas Tri.

Seiring peningkatan popularitas, sejumlah pengrajin di Batola telah mengikuti pelatihan, baik tentang penguatan produk maupun variasi anyaman purun dengan bahan lain seperti kulit.

“Meski masih beberapa, sekolah juga mulai memasukkan anyaman purun dalam kegiatan ekstrakurikuler,” tandas Tri Fatimah.



Komentar
Banner
Banner