Gaya Hidup

Sebabkan Ratusan Remaja Ponorogo Menikah Dini, Ini Bahaya Hamil di Luar Nikah

Baru-baru ini, Pengadilan Agama (PA) Ponorogo mendapatkan permohonan pernikahan dini sebanyak 184. Sebanyak 125 perkara dikabulkan atas alasan hamil dan melahir

Featured-Image
Ilustrasi. Foto-net

bakabar.com, BANJARMASIN - Baru-baru ini, Pengadilan Agama (PA) Ponorogo mendapatkan permohonan pernikahan dini sebanyak 184. Sebanyak 125 perkara dikabulkan atas alasan hamil dan melahirkan. Sisanya dikabulkan karena anak lebih memilih menikah karena sudah berpacaran daripada melanjutkan sekolah.

Pernikahan dini disebabkan oleh beberapa faktor misalnya kondisi ekonomi keluarga yang serba kekurangan, usaha untuk terhindar dari sebutan 'perawan tua', dan desakan orang tua agar menghindari atau 'memperbaiki' kesalahan karena terlanjur melakukan pergaulan bebas yang berujung kehamilan.

Dampak Negatif Pernikahan Dini

Dikutip dari detikHealth, pernikahan dini dapat menimbulkan berbagai dampak negatif yang membahayakan fisik dan psikologis.

Secara fisik, kondisi rahim yang masih lemah dan sel telur yang belum sempurna memungkinkan anak terlahir prematur hingga cacat.

Secara psikologis, emosi anak yang baru beranjak remaja masih belum stabil dan sedang mencari jati diri. Jika mengalami konflik dalam rumah tangga, pasangan yang tidak mengendalikan diri dan emosi akan menyebabkan perceraian.

Ketidakstabilan emosi juga berpengaruh terhadap pola asuh orang tua terhadap anak. Bayi yang baru dilahirkan bagaimanapun harus tumbuh di lingkungan yang harmonis dan aman.

Kepala BKKBN Dr.(HC) dr Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) mengatakan kehamilan di luar nikah berpotensi mengakibatkan bayi menjadi stunting.

Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Stunting ditandai dengan panjang atau tinggi badan yang berada di bawah standar.

"Yang memengaruhi anak jadi stunting ternyata tidak hanya asi, tidak hanya penyakit dan nutrisi tetapi juga jarak anak yang terlalu dekat, jumlah anak yang terlalu banyak, umur ibu yang terlalu muda atau terlalu tua," terang dr Hasto.

Remaja adalah generasi penerus bangsa. Dr Hasto berharap para remaja dapat menjadi bonus demografi yang unggul dan meningkatkan kesejahteraan Indonesia.

Oleh sebab itu, ia berpesan agar jangan sampai ada kehamilan tidak terencana. Remaja pun perlu mempersiapkan diri sebelum berkeluarga di saat yang tepat.

Baca Juga: Miris! Ratusan Pelajar SMP-SMA di Ponorogo Hamil di Luar Nikah

Editor


Komentar
Banner
Banner