kesehatan mental

Bagaimana Cara Menghindari Pergaulan Toxic?

Memiliki support system bisa menunjang kesehatan mental, namun apa jadinya jika terjebak dalam perkawananan yang justru beracun?

Featured-Image
Ilustrasi menghindari orang toxic. Foto: Net.

bakabar.com, JAKARTA - Berkawan dengan penjual minyak wangi bisa terciprat aromanya, sedangkan dengan pandai besi bisa terciprat apinya. Demikian ungkapan yang menunjukkan betapa lingkar pertemanan sangat memengaruhi seseorang.

Memiliki support system bisa menunjang masa depan dan kesehatan mental dengan baik, namun apa jadinya jika terjebak dalam perkawananan yang justru beracun?

Orang-orang yang berpengaruh buruk atau dikenal sebagai toxic people dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang, karena mereka melakukan hal-hal yang merugikan tanpa memikirkan perasaan, kata CEO Stress Management Indonesia Coach Pris.

“Di bulan Februari ini, yang bertepatan dengan hari kanker sedunia dan bulan cinta, mari kita bersama sederhanakan hidup dan tinggalkan orang-orang toxic agar kita terhindar dari stres dan lebih bahagia," kata dia melalui keterangan tertulis, Sabtu (4/2).

Menurut dia, menghindari berhubungan dengan orang-orang toxic dapat dimulai dari membatasi interaksi dan menyederhanakan hubungan Anda dengan orang-orang tersebut.

Berikut empat langkah yang bisa dilakukan seseorang untuk menghindari orang-orang toxic:

1. Kenali ciri-ciri dan perilaku orang-orang yang merugikan

Tak kenal, maka tak sayang. Seseorang harus mengenali perilaku buruk dari orang-orang yang merugikan dan menyakiti secara mental maupun fisik dalam jangka panjang.

Dia juga perlu mengenali apabila seseorang lebih banyak merugikannya untuk mengetahui apakah mereka termasuk orang yang toxic. Perilaku buruk dapat mempengaruhi kesehatan mental bila dibiarkan dalam jangka panjang.

2. Tetapkan batas-batas hubungan pada orang-orang toxic

Tidak harus dijauhi, tetapi seseorang dapat menetapkan batasan pada orang-orang toxic supaya mereka mengetahui apa yang seharusnya tidak lakukan kepada dirinya.

Dengan memberi batasan, orang-orang dapat belajar dari kesalahan mereka dan merefleksikan diri mereka, sehingga mereka tidak mengulangi kesalahan yang sama berkali-kali. Menetapkan batasan juga dapat melindungi diri seseorang dari perilaku-perilaku yang akan merugikannya.

3. Batasi hubungan dan interaksi sosial dengan orang-orang toxic

Setelah menentukan batasan, seseorang dapat mulai mempraktikkannya, tidak perlu banyak basa-basi dalam menghadapi orang-orang yang toxic. Batasi dan saring hubungan dengan orang-orang yang merugikan.

Seseorang dapat memfokuskan hubungan dengan orang lain yang lebih baik dan menerima dirinya apa adanya. Mulai dari berhenti menghubungi orang-orang yang toxic.

Dengan memfokuskan hubungan untuk jauh dari orang yang toxic, seseorang bisa melewati hubungan yang baik dengan orang-orang yang lebih banyak membantu dan memiliki positive vibes.

4. Tanamkan self-love pada diri

Mencintai diri sendiri itu penting dan yang paling utama. Maka dari itu, seseorang harus belajar memprioritaskan kesehatan mental dirimu sendiri.

Seseorang dapat belajar menanamkan self-love dengan menulis journaling, untuk melihat kembali pencapaian selama ini, kelebihan diri, dan apa yang ingin dicapai di masa depan.

Editor


Komentar
Banner
Banner