Hot Borneo

Awal Juni, Kongres Borneo Raya Gelar Festival Budaya di Banjarmasin

apahabar.com, BANJARMASIN – Dalam rangka menyambut Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, Kongres Borneo…

Featured-Image
Ketum Kongres Borneo Raya Bujino A Salan bersama panitia Festival Budaya. Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN – Dalam rangka menyambut Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, Kongres Borneo Raya akan menggelar sederet kegiatan.

Di antaranya yakni Pertemuan di Timbang Anoi, Festival Budaya dan Ritual Adat dan Simposium.

Namun dalam waktu dekat, Kongres Borneo Raya bakal menghelat Festival Budaya di Menara Pandang Siring Banjarmasin pada 2-5 Juni 2022.

“Di Festival Budaya ini kita akan mendatangkan etnis-etnis di Kalimantan,” ucap Ketua Umum Kongres Borneo Raya, Bujino A Salan kepada awak media, Jumat (27/5) sore.

Menurutnya, budaya Kalimantan akan terus dilestarikan meskipun meskipun IKN pindah Tanah Borneo.

Jangan sampai, kata dia, suku di Kalimantan tergusur dengan perubahan kota metropolitan persis suku Betawi di Jakarta.

“Jangan sampai nasib orang Kalimantan seperti Betawi,” katanya.

Sejauh ini, tegas Bujino, semua orang hanya fokus membicarakan pembangunan fisik di IKN Nusantara.

Namun tidak ada yang membahas imbas dari pemindahan tersebut. Salah satunya nasib penduduk lokal.

“Ini harus diantisipasi sejak dini. Sekarang sudah 25 suku bergabung di Kongres Borneo Raya,” bebernya.

Setelah Festival Budaya, pihaknya bakal menggelar Ritual Adat dan Simposium di Tabalong.

Di sana, mereka akan mendengarkan keluh kesah seluruh suku di Kalimantan terkait pembangunan IKN Nusantara.

Untuk kemudian dijadikan sebuah buku dan disampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Hasil simposium akan dibuat dalam sebuah buku dan disampaikan kepada presiden,” cetusnya.

Terakhir, ia menyebutkan tujuan didirikannya Kongres Borneo Raya ini yaitu agar penduduk lokal tidak hanya dijadikan objek pembangunan.

“Tapi juga sebagai subjek pembangunan Jangan sampai warga Borneo didiskriminasikan di IKN Nusantara,” tandasnya.

Berdasarkan catatan Kongres Borneo Raya, terdapat 405 sub suku Dayak di Kalimantan.

Ditambah lagi suku asli lain seperti Banjar, Melayu di Pontianak, Tidung dan Paser yang berbentuk kerajaan Islam.

Khusus di Kalimantan Selatan, ada 33 suku yang tinggal dan melangsungkan kehidupan bermasyarakat.



Komentar
Banner
Banner