bakabar.com, JAKARTA - Hasnur Group, perusahaan bidang pertambangan batubara, kehutanan, perkebunan, infrastruktur dan pelabuhan, media, perkapalan, dan jasa Indonesia mengatur strategi untuk menghadapi potensi resesi pada 2023, salah satunya di sektor Sumber Daya Manusia (SDM).
Deputy Corporate Director Hasnur Group Dwita Ameilia Lestari menjelaskan bahwa salah satu kebijakan perusahaan adalah membatasi pengurangan karyawan dan fokus pada efisiensi unit usaha. Harapannya, perusahaan menjadi lebih stabil dan pengembangan bisnis unit yang ada lebih mandiri dan berkelanjutan.
“Ketika pandemi COVID-19, kita sangat membatasi untuk melakukan pengurangan karyawan. Tapi, yang kami lakukan adalah untuk level direktur di holding, di mana beberapa dilarikan ke bisnis untuk mengelola bisnis unit kami dengan lebih maksimal,” kata Dwita di Jakarta, Jumat (27/1).
Menurut Dwita, dari delapan direktur di holding sebelumnya, diefektifkan menjadi lima direktur, di mana sisanya diturunkan untuk mengurus unit bisnis secara optimal.
Baca Juga: Hasnuryadi Sulaiman Pemilik Hasnur Group, Taipan Baru asal Kalimantan
“Level direktur memiliki kemampuan dan kapasitas untuk itu, sehingga perusahaan memutuskan mereka turun gunung dan mengurus langsung unit bisnis yang ada untuk istilahnya mencari uang,” kata Dwita.
Perusahaan juga mempersiapkan kompetensi, memperkaya keahlian, inovasi, dan menjalankan gugus mutu atau Quality Control Circle (QCC) yang lebih luas. Dengan demikian, pengurangan yang terjadi di level karyawan hanya dilakukan seminimal mungkin.
Strategi tersebut berjalan lancar dan sesuai rencana, sehingga unit bisnis yang dimiliki Hasnur Group terus berkembang, lebih kuat dan mandiri. Bahkan, salah satu unit bisnis bernama PT Hasnur Informasi Teknologi (HIT) yang tadinya bagian dari holding, kini menjadi entitas tersendiri dan turut berkontribusi menyumbang pendapatan untuk perusahaan.
“Jadi mereka sudah mulai mendapat pelanggan dari luar Hasnur dan sekarang kami diberlakukan seperti pelanggan mereka secara profesional,” ujar Dwita.
Baca Juga: Resesi Global Berpeluang Hantam Semua Instrumen Investasi, Termasuk Kripto.
Strategi perusahaan dalam menghadapi pandemi COVID-19 juga diyakini mampu mengantisipasi potensi resesi yang diprediksi terjadi tahun ini. Selain itu, perusahaan juga menetapkan perubahan dan restrukturisasi unit bisnis menjadi tujuh Strategic Business Unit (SBU) dari sebelumnya hanya enam.
Ketujuh SBU tersebut yakni SBU Logistik; SBU Agrobisnis dan Foresty; SBU Energy; SBU Technologi dan Services; SBU Pendidikan; SBU Health Care, Media, Lifestyle; dan SBU Investment.
“Kami menekankan inovasi dan efisiensi. Kami lebih ketat lagi menyeleksi bisnis lebih ketat lagi. Jadi bagaimana kami mengembangkan bisnis yang sudah ada saat ini,” pungkasnya.