Tantangan Geopolitik

Antisipasi Tantangan Geopolitik, Menkeu Imbau Pelaku Usaha Waspada

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengimbau para pelaku usaha untuk mengantisipasi tantangan geopolitik global.

Featured-Image
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam kegiatan sosialisasi UU P2SK oleh Kadin Indonesia di Jakarta, Selasa (13/6/2023). Foto: ANTARA

bakabar.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengimbau para pelaku usaha untuk mengantisipasi tantangan geopolitik global.

Pernyataannya tersebut merujuk pada ketegangan yang terjadi di antara Amerika Serikat dan China sebagai dua sumber ekonomi terbesar di dunia.

“Ini yang harus kita siapkan. Kalibrasikan model bisnis Anda. Anda harus menyiapkan kalau Anda harus independen, karena perusahaan harus bertanggung jawab dengan keberlanjutan bisnis,” kata Sri Mulyani kegiatan sosialisasi UU P2SK oleh Kadin Indonesia di Jakarta, Selasa (13/6).

Menkeu menegaskan globalisasi mungkin membuat pelaku ekonomi memiliki pola pikir bahwa dunia tidak memiliki batasan. Pelaku ekonomi lebih berfokus pada hal-hal yang menguntungkan, efisien, dan membuat pertumbuhan bersama.

Baca Juga: Pagu Pengelolaan Penerimaan Negara, Kemenkeu Tetapkan Rp2,48 Triliun

Namun, situasi akan berbeda ketika peperangan antara Amerika Serikat dan China pecah. Negara-negara ASEAN kemungkinan besar akan terjebak dalam kondisi untuk memilih keberpihakan kepada salah satunya, terutama dalam konteks perdagangan.

Meski Menkeu berharap peperangan tidak terjadi, namun ia mengimbau para pelaku usaha untuk menyiapkan skenario antisipasi dari situasi tersebut.

“Kalau tidak, kalau banyak yang memilih untuk memikirkannya nanti, mungkin bisa gelundung,” ujar Menkeu.

Sri Mulyani menjelaskan langkah antisipasi tersebut juga dilakukan oleh Kementerian Keuangan. Selama menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN), Kementerian Keuangan selalu mempertimbangkan kondisi geopolitik ke depan.

Baca Juga: Wujudkan Kantor Digital, Kemenkeu Luncurkan Sistem Aplikasi KPBU 4.0

“Jadi, kami berkoordinasi terus. Kami juga berinteraksi dengan blok Barat maupun China dan Rusia. Itu suatu keharusan,” jelas Sri Mulyani.

Kendati demikian, Bendahara Negara berpendapat situasi geopolitik global bisa juga diterima sebagai suatu peluang. Sebab, Indonesia berprinsip untuk tidak berpihak pada bangsa tertentu, melainkan bersama dengan banyak bangsa.

Oleh karena itu, pelaku ekonomi Indonesia memiliki kesempatan untuk bisa tetap bertumbuh, bergerak maju, dan semakin berkembang tanpa dibatasi oleh pilihan-pilihan yang membatasi pergerakan usaha.

Editor
Komentar
Banner
Banner