News

Angin Kencang Terjang Sampit, Atap SMP 1 Terbang Hantam Sekolah Lain

Tiupan angin berkecepatan hingga 60 kilometer per jam, yang terjadi selama 10 -15 menit, merobohkan pepohonan dan menerbangkan atap bangunan sekolah di Sampit.

Featured-Image
Atap bangunan SMPN 1 Sampit, yang baru selesai di bangun terbang hingga ke atap SMPN 2 Sampit, akibat angin kencang dengan kecepatan 60 Km per jam yang terjadi di kota Sampit. Minggu (21/12/2025). Foto: bakabar.com/Ilhamsyah Hadi

bakabar.com, SAMPIT – Hanya dalam hitungan menit, amukan angin kencang mengubah suasana Kota Sampit menjadi kepanikan.

Tiupan angin berkecepatan hingga 60 kilometer per jam yang berlangsung sekitar 10–15 menit, cukup untuk merobohkan pepohonan serta menerbangkan atap bangunan sekolah, Minggu (21/12/2025).

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Multazam, mengungkapkan kecepatan angin tersebut telah terkonfirmasi oleh BMKG dan tercatat sebagai yang terkuat sepanjang tahun 2025 di wilayah Sampit.

“Meski durasinya singkat, dampaknya cukup merusak. Beberapa pohon tumbang, dan yang paling besar adalah atap SMP 1 Sampit yang terlepas lalu terbang hingga ke arah SMP 2,” ujar Multazam saat meninjau lokasi kejadian.

Atap bangunan SMP 1 dilaporkan terangkat dan melayang sebelum menghantam area SMP 2 yang berada di seberang jalan. Akibatnya, bangunan SMP 2 turut mengalami kerusakan.

Tim BPBD Kotim yang turun ke lokasi langsung melakukan estimasi awal kerugian bersama pihak sekolah dan tim perencana bangunan.
“Perkiraan sementara, kerugian untuk satu unit bangunan sekolah mencapai sekitar Rp25 juta. Itu sudah termasuk nilai atap dan kerusakan lainnya,” jelasnya.

Tak hanya atap, dinding bangunan yang baru selesai dikerjakan juga terdampak. Material yang belum sepenuhnya kering runtuh setelah tertimpa atap yang beterbangan.

Meski demikian, Multazam memastikan kerusakan tersebut tidak membahayakan struktur utama gedung.
Selain di kawasan sekolah, sebuah pohon besar di Jalan Kapten Mulyono, tepatnya di depan Kodim 1015 Sampit, tumbang dan menghantam bangunan toko akibat angin kencang tersebut.

“Memang ada tetesan air karena atap bocor, namun tidak sampai merusak parah. Meski begitu, kami minta segera ditangani agar sekolah bisa kembali difungsikan,” ujarnya.

BPBD Kotim mencatat sedikitnya empat titik terdampak angin kencang, yakni di Jalan Kristopel Mehing, Jalan Mangga 4, satu titik besar di kawasan sekolah, serta satu titik lain di Jalan Manggis 5 yang masih dalam proses peninjauan.

Fenomena angin kencang ini, lanjut Multazam, dipicu oleh kondisi cuaca ekstrem di wilayah selatan Laut Jawa. Terpantau adanya pusaran angin dengan kecepatan mencapai 100 kilometer per jam.

“Angin datang dari arah barat, terlihat dari arah robohnya pohon. Desember hingga Januari memang menjadi periode angin paling kuat dari barat,” jelasnya.

Ia menambahkan, kondisi serupa sebelumnya juga terjadi di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) dan Palangka Raya sebelum akhirnya menghantam Sampit.

BPBD Kotim pun mengimbau masyarakat untuk tetap waspada karena peringatan dini cuaca ekstrem masih berlaku dalam beberapa hari ke depan.

“Biasanya setelah angin kencang disusul hujan, kondisi baru mereda. Kami minta masyarakat berhati-hati, terutama saat berada di bawah pohon besar atau bangunan yang rentan,” pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner