Hot Borneo

[ANALISIS] Ragam Faktor Pemicu Harga Bapok di Kalsel Melonjak Terus 

apahabar.com, BANJARBARU – Saat ramadan, bahan pokok atau bapok selalu jadi momok. Tak terkecuali di Kalimantan…

Featured-Image
Potret antrean panjang warga membeli minyak curah di salah satu distributor di Banjarmasin. Foto-apahabar/Riki

bakabar.com, BANJARBARU – Saat ramadan, bahan pokok atau bapok selalu jadi momok. Tak terkecuali di Kalimantan Selatan.

Tiap tahunnya, selalu ada fenomena gejolak harga. Bahkan sampai kelangkaan persediaan. Berdasar Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan, sejumlah harga bapok di Bumi Lambung Mangkurat dalam dua bulan terakhir mengalami lonjakan.

Dari telur; yang mulanya dibanderol Rp22.722/kilogram kini menjadi Rp25.333. Bawang putih juga melonjak sampai Rp29.333 per kg. Cabe rawit Rp107.500 per kg. Hingga daging sapi yang sekarang mencapai Rp137.778/kg.

Pemerintah Provinsi Kalsel mengklaim sudah mengambil berbagai langkah antisipasi demi menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bapok. Salah satunya, menjalin koordinasi keamanan distribusi bahan pokok dengan Tim Satgas Pangan.

Baru-baru tadi, Gubernur Sahbirin Noor juga sudah meninjau ketersediaan bahan pokok di pasar, pergudangan, SPBU, agen dan pangkalan gas elpiji. Selain itu, Pemprov juga terus meningkatkan pembinaan dan pengawasan distribusi bapok. Termasuk, mencegah sedini mungkin kegiatan penimbunan dan spekulan bapok.

"Untuk ketersediaan bapok, tersedia dan mencukupi, serta harga relatif stabil. Sehingga diharapkan bulan Ramadan tidak ada kenaikan harga yang terlalu signifikan, mengingat kebutuhan masyarakat bulan Ramadan diprediksi juga meningkat," kata Sahbirin.

Jika melihat ketersediaan bapok tingkat distributor di 13 kabupaten/kota, jumlah beras menduduki posisi teratas. Stoknya masih ada sekitar 22.909,21 ton. Disusul kedelai sekitar 884,70 ton; cabai tersisa 487,52 ton; bawang merah 2.428,27 ton; telur ayam ras 5,425 ton; gula konsumsi 5.032,50 ton; minyak goreng 19.974,60 ton. Kemudian tepung terigu masih ada stok 17.542,67 ton; daging sapi 18.285,12 ton; dan daging ayam ras tersisa stok 3.100 ton.

Fenomena Lumrah

Kenaikan harga bapok menjelang hingga selama Ramadan dinilai sebagai hal lumrah. Pakar Ekonomi dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Muzdalifah menyebut gejolak harga bapok jelang Ramadan disebabkan oleh meningkatnya permintaan.

"Budaya kita di bulan Ramadan ingin memberikan suguhan makanan yang istimewa, karena pada saat Ramadan lah kesempatan berkumpul bersama keluarga," ucapnya kepada bakabar.com, Jumat (1/4).

Selain itu, faktor lain menurutnya ada gangguan distribusi bapok. Hal itu lantaran pengiriman barang harus berbagi dengan arus mudik. Kondisi tersebut rentan dialami Banjarmasin sebagai daerah yang masih banyak berharap pasokan barang dari luar.

"Perubahan pola permintaan dan distribusi yang terganggu menjadi pemicu naiknya bapok pada fase awal dan menjelang akhir Ramadan," ujarnya.

Oleh karena itu, dia mengingatkan agar pemerintah daerah tak bisa diam saja. Pemangku kebijakan harus menjamin ketersediaan barang yang cukup. "Termasuk ikut serta dalam operasi pasar untuk menjamin terjangkaunya harga bapok pada saat Ramadhan," tuntasnya.

Banyak Pemicu

Kepala Disdag Kalsel, Birhasani tak bisa menampik adanya potensi kenaikan harga saat awal Ramadan hingga jelang lebaran. Hal tersebut disampaikannya saat pertemuan Tim Pengendali Inflasi Daerah Provinsi Kalsel di Setdaprov, Banjarbaru, 31 Maret lalu.

Rapat tersebut dihadiri Sekdaprov Roy Rizali Anwar mewakili Gubernur Sahbirin Noor, Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Kepala Bulog Kalsel, dan pejabat terkait lainnya.

Birhasani bilang selain cuaca ekstrem dan aksi mogok par sopir, kelangkaan bahan bakar minyak jenis solar juga jadi pemicu. Diketahui, BBM jenis solar digunakan para sopir truk untuk mendistribusikan barang atau kebutuhan pokok seperti gula, tepung, minyak goreng, bawang, cabai, dan sebagainya.

Jika para sopir sulit mendapatkan solar atau terlalu lama waktu yang mereka perlukan, bukan mustahil, barang yang dibawa lebih mahal dijual pedagang. “Karenanya perlu sinergi semua pihak terkait untuk mengantisipasi agar harga bahan kebutuhan pokok tidak naik nantinya," ujar Birhasani.

Update Bahan Pokok Kalsel, Migor hingga Cabai Jadi Momok Emak-Emak

Komentar
Banner
Banner