Hot Borneo

Anak Diduga Gangguan Ginjal Akut di Tarakan Meninggal, Empat Obat Sirop Diperiksa

Obat sirop diminum anak yang meninggal diduga gangguan ginjal akut di Tarakan, Kaltara, segera diperiksa di laboratorium rujukan.

Featured-Image
Kepala Dinas Kesehatan Tarakan Devi Ika Indriarti menjelaskan terkait anak meninggal diduga gangguan ginjal akut, Minggu (23/10/2022). Foto-Antara

bakabar.com, TARAKAN - Seorang anak berusia 2 tahun di Tarakan, Kaltara, meninggal dunia diduga mengidap gangguan ginjal akut progresif atipikal (atypical progressive acute kidnye injury), Jumat (21/10/2022). Kini obat sirop yang sempat diberikan segera diperiksa.

Pemeriksaan obat sirup yang sempat diberikan terhadap anak diduga meninggal akibat gangguan ginjal akut di Tarakan itu dilakukan di laboratorium rujukan Kaltara.

Dinas Kesehatan Tarakan, menjelaskan pemeriksaan obat sirop yang diminum anak diduga gangguan ginjal akut tersebut guna memastikan kebenaraan dugaan tersebut hingga diharapkan tidak menimbulkan kegaduhan di masyarakat.

"Obat sirup itu akan dikirim ke laboratorium rujukan, bersama pemeriksaan darah, masih menunggu koordinasi Dinkes Provinsi Kaltara," kata Kepala Dinkes Kota Tarakan Devi Ika Indriarti dilansir Antara, Minggu.

Dia kembali menekankan bahwa kasus dugaan gagal ginjal akut progresif atipikal pada anak usia dua tahun tersebut, masih harus menunggu hasilnya, agar jangan ada kegaduhan di masyarakat.

Ada empat botol obat sirop yang diminumkan kepada anak usia dua tahun tersebut dan sempat menjalani perawatan di ruang PICU (Pediatric Intensive Care Unit) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Jusuf SK. Namun tidak disebutkan secara rinci empat obat sirop tersebut.

Dinkes Tarakan mendapat laporan dari RSUD dr Jusuf SK pada hari Kamis (20/8) karena diduga gangguan gagal ginjal akut progresif atipikal.

"Kami langsung melakukan pemeriksaan epidemologi secara keseluruhan hasil yang ditemukan anak tersebut sakit pada hari Selasa (11/10) batuk pilek, orang tua membeli sendiri obat di apotek, dan obat diberikan pada anak sampai habis tapi anak tersebut tidak ada perubahan, sehingga pada hari Sabtu (15/10) dibawa ke Puskesmas," katanya.

Kemudian pada Rabu (19/10) anak tersebut dibawa ke RSUD dr Jusuf SK dalam kondisi lemas dan tidak bisa buang air kecil.

Semula rencananya balita tersebut dikirim ke rumah sakit rujukan yakni Rumah Sakit Wahidin, Makassar namun pada hari Jumat (21/10) balita tersebut meninggal dunia.

Baca Juga: Dari 102 Obat Sirop yang Diperiksa BPOM, 23 Aman

Editor


Komentar
Banner
Banner